WELCOME

HALLLOWW GUYS, SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA, SEMOGA BERMANFAAT. TUHAN YESUS (Isa Almasih) MEMBERKATI.WA WA WA KINAO NAK.

Senin, 08 Februari 2016

TUHAN YESUS MENGUTUK POHON ARA (Ficus Carica) (Matius 21:18-22).

Dalam pelayanan Tuhan Yesus di dunia ini pada 2016 tahun yang lalu di palestina/israel, Ia sering melayani orang baik di kota dan di desa. Pada suatu hari dalam perjalananNya ke kota bersama murid-muridNya, Tuhan Yesus merasa lapar, lalu Ia melihat ada pohon arah Yang tumbuh ditepi jalan, Ia melihat lalu mendekati pohon arah tersebut, ternyata Saat Yesus mendekati pohon tersebut tidak berbuah hanya daun-daun saja sebab memang bukan musim buah ara.
Setelah menjuumpai pohon yang tidak berbuah tersebu Yesus merasa kecewa dan Ia menutuk pohon ara tersebut: “Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya”, maka pohon tersebut kering sekonyong-konyong sehingga membuat para murid kala itu yang bersama Yesus tercengang melihat kejadian tersebut.
            Pohon Ara (Ficus carica) adalah tanaman asli Asia Barat Daya, Israel, Siria, dan Mesir, serta terkenal karena umurnya yang sangat panjang. Meskipun tumbuh liar, pohon ini perlu dibudidayakan untuk memperoleh hasil yang baik. Pohon ara cukup mampu beradaptasi dengan berbagai jenis tanah, bahkan tumbuh dengan baik di tanah yang berbatu-batu. Tingginya dapat mencapai kira-kira 9 m, dengan diameter batang kira-kira 0,6 m, dan memiliki cabang-cabang yang melebar. Meskipun khususnya dianggap berharga karena buahnya, pohon ini juga sangat bernilai karena menjadi penaungan yang baik. Daun-daunnya besar, lebarnya mencapai 20 cm atau lebih. Pohon ara pertama kali disebutkan sewaktu Adam dan Hawa menyemat daun-daunnya untuk dijadikan penutup pinggang. (Kej 3:7) Di beberapa bagian Timur Tengah, daun-daun ara masih dijahit dan digunakan untuk membungkus buah dan untuk berbagai kegunaan lain.
            Pada dasarnya, pohon ara menghasilkan dua panenan setiap tahun: buah ara masak yang pertama, atau buah ara awal menjadi matang pada bulan Juni atau awal Juli, dan buah ara akhir, yang tumbuh pada kayu baru dan menjadi panenan utama, biasanya mulai matang sejak bulan Agustus. Buah ara awal dapat dengan mudah jatuh jika pohonnya digoyangkan pada waktu sudah masak, dan sangat bernilai karena rasanya yang lezat.
Kira-kira pada bulan Februari, kuncup-kuncup buah pertama muncul pada cabang-cabang dari musim sebelumnya, dan ini mendahului daun-daunnya sekitar dua bulan, karena daun-daun biasanya baru muncul pada akhir bulan April atau pada bulan Mei tanda pertama matangnya buah ara muda yang baru dikaitkan dengan berbunganya tanaman anggur, yang mulai berbunga kira-kira pada bulan April. Pohon ara yang Yesus Kristus kutuk kelihatannya mengeluarkan daun lebih awal daripada biasanya, mengingat pada waktu itu adalah tanggal 10 Nisan 33 M.
Penampilannya memberikan alasan untuk berharap bahwa buah yang siap dimakan juga akan dihasilkan lebih awal daripada musimnya, dan catatan di (Markus 11:12-14) menunjukkan bahwa Yesus mendekati pohon ini dengan berpikiran demikian walaupun ”waktu itu bukan musim buah ara”, yaitu waktu panen. Kenyataan bahwa pohon itu hanya mengeluarkan daun memperlihatkan bahwa pohon itu tidak akan menghasilkan panenan, dengan demikian penampilannya menipu. Yesus mengutuknya sebagai pohon yang tidak produktif, sehingga pohon itu pun layu.
Jika kita membaca ayat dalam injil (Matius 21:18-22), maka sebenarnya peristiwa ini secara kronologis terjadi pada pagi hari (Mat 21:18)dan bukan musim buah arah (markus 11:13). Secara logika anda bisa berfikir dan memperkirakan hari masih pagi tetapi Yesus merasa lapar dan ia tahu bahwa memang bukan waktu musim buah ara tetapi Ia mendekatinya berharap Ia memperoleh buah dan pertanyaan kritis lagi pagi-pagi apakah memang Yesus mau sarapan dengan buah-buahan, seharusnya Ia bisa mencari roti di warung atau pasar terdekat.
Melihat kisah Yesus mengutuk pohon arah dan musim buah pohon arah secara agronomis di atas kita akan belajar mengapa Yesus begitu marah dan langsung mengutuk pohon tanpa memberikan kesempatan kepada pohon tersebut. Sebenarnya bukan salah pohon tersebut karena pohon arah tidak berbuah sebab memang bukan musimnya berbuah namun apa yang dilakukan Yesus, dan apa makna teologis yang bisa kita belajar?
Sebenarny Tuhan Yesus mau mengajarkan tentang kekuatan Iman kepada muridNya. Di dalam ayat 21-22 Ia menjelaskan bahwa jika kita memiliki Iman dan kepercayaan kepada Tuhan yang teguh maka perkataan kita memiliki kuasa untuk berkata, untuk terjadi sesuatu hal di luar kemampuan kita (metafisika). Taatkala seorang pengikut Yesus memiliki Iman yang teguh maka kita dapat berkata kepada gunung sekalipun beranjaklah dan tercampaklah maka hal itu akan terjadi.
Seorang yang memiliki Iman di dalam Tuhan Yesus harus percaya seungguh-sungguh maka kita akan menerima apapun yang kita minta didalam nama Tuhan Yesus. Tuhan berulang kali berfirman kepada Manusia bercayalah!! Berimanlah!! Dan menaruh harapan pada Tuhan. Tuhan berFirman, jika kita memiliki Iman hanya sebesar biji sayur sawi maka kita akan melakukan banyak hal untuk hormat dan kemuliaan Bagi Tuhan. hanya oleh Iman kita akan diselamatkan,. Amin
Pustaka:
1.            Alkitab PL dan PB versi Lembaga Alkitab Indonesia. 2008. Jakarta

2.            www.wikipedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar