Tetapi jika engkau
memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan
kananmu.
(Injil Matius 6:3)
Di masyarakat Timur atau budaya
ketimuran kita orang Indonesia dan Papua, sifat memberi sudah menjadi budaya
kita, jauh sebelum agama-agama modern masuk di wilayah nusantara masyarakat
kita memiliki budaya memberi yang sangat tinggi. Hal ini telah diwariskan pada
generasi kita saat ini sehingga kita menjadi orang-orang yang suka memberi.
Memberi itu baik, setiap ajaran agama, mulai agama yang paling sederhana hingga
agama yang sangat rumit mengajarkan kepada Umat Pemeluknya untuk memberikan
sesuatu yang dimilikinya kepada orang yang tidak mampu atau yang membutuhkan.
Memberi itu sangat baik dan suatu
perbuataan mulia, setiap orang yang memberi bangga karena telah mengamalkan
amal baik yang menyenangkan si pemberi. Berbicara mengenai “menyenangkan” kita tidak hanya menyenangkan manusia tetapi
perbuatan memberi sedekah itu menyenangkan hati Tuhan, bila kita memberi dengan
benar.
Mengapa saya bilang memberi dengan
benar? Ya sebab ada yang memberi pemberian yang tidak benar, tidak benar dimata
Tuhan tentunya. Mari saudara kita membaca di dalam Firman Tuhan yang terdapat
dalam kitab Injil Matius 6: 1-4.
Ayat-ayat ini Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana kita sebagai pengikutNya harus
memberikan sedekah dengan benar. Tuhan tidak mau kita melakukan hal itu sebagai
rutinitas agama atau kewajiban agama belaka.
Mengapa perbuatan yang mulia ini malah
di kritisi oleh Tuhan ketika itu? Sebab ketika itu Umat Yahudi melakukan
“pemberian sedekah” hanya sebagai Rutinitas sehingga tidak dengan Hati yang
Tulus. Mereka rupanya melakukan hal itu sepaya dilihat oleh sesama manusia,
dengan dilihat oleh manusia ia berharap dapat penghormatan, diakui kebaikan
hatinya, dipuji dan dihormati oleh manusia. Hal-hal itulah yang menyebabkan
Tuhan Yesus menyebutnya sebagai orang-orang munafik.
Bagaimana dengan Zaman kita
sekarang? Kita mungkin menyangka
sifat-sifat yang demikian hanya dimiliki oleh orang yahudi zaman Tuhan Yesus,
tetapi menurut saya kita saat ini lebuh parah atau sama saja kelakuan kita.
Kita sering menjumpai di lingkungan kita sehari-hari bahkan kegiatan memberikan
sedekah di siarkan melalui media masa, setiap moment tertentu banyak tokoh-tokoh
yang kaya melakukan open house dan
memberikan sedekah kepada orang banyak. Sekilas kelihatanya baik dan terkesan
dermawan tetapi pertanyaannya apa benar tidak ada motivasi di balik itu? Kebanyakan yang saya jumpai ujung-ujungnya
Promosi sesuatu, ujung-ujungnya ingin didukung, ujung-ujungnya sebagai sarana
mengambil hati halayak agar didukung ketika si dermawan maju sebagai Caleg, Cabup, Cagub dan Capres. Atau hanya
sebagai ajang promosi belaka.
Sebagai Anak-Anak Tuhan, kita
diajarkan untuk memberikan sedekah dengan motifasi
yang benar, maksudku memberi bukan
supaya dilihat orang atau untuk dapat pengakuan akan tetapi kita memberi atas
dasar kasih, sehingga Tuhan ajarkan kita untuk memberi dengan
sembunyi-sembunyi, cukup Tuhan yang tahu perbuatan sedekah kita,. Tuhan Yesus
menggambarkan; jika kita memberi sedekah janganlah diketahui tangan kirimu apa
yang diperbuat oleh tangan kananmu.
Ketika kita memberikan sedekah atau
pemberian kepada sesama dengan motivasi yang benar tanpa mencuri kemuliaan
Tuhan, maka Tuhan yang tersembunyi dan yang mengetahui perbuatan kita akan
membalasnya kepada kita.
O ya, perlu kita garis bawahi, dalam konsep
Iman Kristen:
Kita
member sedekah dan melakukan perbuatanya baik lainya itu tujuanya bukan untuk
diselamatkan, diampuni dosa, atau agar masuk sorga melainkan sebagai bentuk
Kasih kita kepada Tuhan sebab Tuhan sudah berkorban menyelamatkan kita ketika
kita masih berdosa. Kita memberi sebagai ucapan syukur atas keselamatan yang
kita terima sebagai Anugerah Allah. Amin.
By: Erinus Mosip
Pace mju trus.. mantap playnanx.dbrkatiTuhan
BalasHapus