WELCOME

HALLLOWW GUYS, SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA, SEMOGA BERMANFAAT. TUHAN YESUS (Isa Almasih) MEMBERKATI.WA WA WA KINAO NAK.

Rabu, 21 Oktober 2015

JANGAN MELUPAKAN TUHAN DALAM PERENCANAAN(YAKOBUS 4: 13-17)

Yakobus 4: 13 s/d 17
Sebagai manusia yang hidup di zaman modern ini, kita dituntut untuk menyusun rencana dengan baik. Rencana disusun berdasarkan jangka panjang dan jangka pendek, setiap orang memiliki suatu rencana yang disusun untuk dicapai dalam kurun waktu tertentu. Rencana juga sering orang artikan sebagai sebuah target jangka panjang atau jangka pendek yang dibuat. Setelah menyusun rencana sedemikian rupa selanjutnya orang berusaha untuk mencapai tujuan tersebut dengan berbagai cara.
Kita sebagai orang yang mengikut Tuhan Yesus juga sering menyusun rencana dalam hidup kita, lalu bekerja keras untuk mencapai rencana itu. Berbagai cara dan strategi untuk mencapai tujuan atau rencana tersebut umumnya bermacam-macam. Misalnya seorang mahasiswa yang baru masuk di sebuah kampus menyusun rencana untuk menyelesaikan studynya dalam 4 tahun, untuk bisa lulus dalam 4 tahun maka ia harus bekerja keras mulai dari awal ia masuk kuliah, sebab untuk menyelesaikan study dalam 4 tahun maka Ia harus menempuh diata 20 SKS setiap semesternya, agar bisa menempuh 24 SK maka seorang mahasiswa harus memiliki IP semester minimal 3,00, dengan menempuh 24 SKS setiap semester maka seorang mahasiswa dapat menyelesaikan studynya dalam 4 tahun bahkan bisa kurang dari 4 tahun. Nah itu adalah rencana study seorang mahasiswa yang ingin menyelesaikan studynya dalam 4 tahun.bagaimana dengan saudara, apa yang anda rencanakan saat ini?
            Tuhan menciptakan manusia itu lebih dari segala ciptaan yang lain, Tuhan memberikan akal pada manusia sehingga manusia memiliki kemampuan yang luar biasa, namun sehebat apapun manusia tetap memiliki kelemahan,. Salah satu kelemahan manusia adalah kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Itulah manusia, kita tidak mengetahui hari esok, apa yang akan terjadi besok tidak seorangpun yang tahu,. Manusia hanya bisa memprediksi, meramal apa yang akan terjadi di masa yang akan datang melalui berbagai metode yang berkembang misalnya ilmu Peramalan berdasarkan data-data empirik yang ada. Masa depan itu suatu misteri, yang tahu hanya Tuhan saja. Hal inilah yang melatar belakangi Yakobus menulis surat yang ditunjukan kepada orang-orang Ibrani atai dua belas (12) suku Israel yang hidup di perantauan ketika itu.
            Umat Israel ketika itu Banyak yang merantau ke berbagai daerah sebab di tanah air mereka sedang dijajah oleh Imperium Romawi yang menjalankan kuasanya dengan keras kepada rakyat. Kebanyakan mereka adalah pengusaha di bidang Perdagangan,. Mereka merantau dan berjualan di tempat perantauan mereka. Hal inilah yang menyebabkan Yakobus mengatakan “hari ini atau besok kami akan ke kota anu, di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”(ayat 13).
            Kembali ke misteri hari esok, telah saya utarakan di awal bahwa tidak ada manusia-pun yang mengetahui hari esok termasuk mbah dukun yang umumnya orang percayai memiliki kemampuan untuk mengetahui masa depan orang lain,. Jangankan masa depan orang lain, masa depan si mbah dukun sendiri tidak tahu. Untuk itu Yakobus menghimbau melalui suratnya agar kita mengandalkan Tuhan dan berkata dalam setiap rencana kita “Jika Tuhan mengkehendaki, kami akan lakukan ini dan itu” (Ayat 15).
            Mengapa Yakobus menulis surat ini? Ada beberapa point yang hendak saya sharekan pada saudara/i sekalian diantaranya adalah sebagai berikut:
Karena kita tidak tahu masa depan (ayat 14)
            Kita tidak tahu masa depan atau hari esok, hidup kita juga sangat singkat, Yakobus mengumpamakan hidup kita seperti uap air yang hanya sebentar lalu lenyap oleh karena itu, mari jadikan hari ini sebagai kesempatan, dengan menjadikan hari-hari kita sebagai kesempatan maka kita akan memanfaatkan hari-hari yang kita lalui dengan baik dan maksimal. Kita harus menyusun rencana dalam jangka tertentu dan berusaha mencapainya tetapi dalam mencapai tersebut mari serahkan kepada Rencana Tuhan.
Kita sebagai manusi boleh saja merencanakan tetapi relakanlah hatimu dan serahkan selebihnya pada kehendak Tuhan. Ketika kita mengandalkan diri untuk mencapai suatu rencana tersebut yang ada hanyalah kesombongan, melakukan berbagai cara untuk capai tujuan. Dunia sekarang ini orang lebih berorientasi pada hasil sehingga tidak mau jalani proses, padahal Tuhan ingin kita melalui proses. Setiap proses dalam capaian suatu rencana kita maka ada banyak pelajaran penting yang kita belajar dan lebih dari kemampuan kita itu adalah Tuhan mau kita mengandalkan Tuhan dalam rencana kita. Kita tidak tahu masa depan kita seperti apa? Namun jangan kuatirkan hal itu sebab kekuatiran kita itu tidak akan mengubah apapun dalam setiap langkah hidup kita. Tuhan bilang kita ini ibarat uap air yang ada hanya sebentar oleh karena itu mari manfaatkan kesempatan hari ini, lakukan yang terbaik untuk capai setiap rencanamu tetapi jangan jadi orang yang ambisius namun jadilah pribadi yang berserah kepada Tuhan.
Jangan Sombong (ayat 16)
            Sudah menjadi sifat umum manusia, ketika sukses dalam mencapai sesuatu dengan kemampuan diri akan menjadi orang yang sombong. Sifat sombong ini suatu dosa yang tidak disukai oleh Tuhan. Setiap orang yang tinggi hati dan sombong menjadikan dirinya musuh Allah. Orang sombong selalu berfikir bahwa dirinyalah yang hebat, dirinyalah yang paling bisa dan mampu daripada orang lain. Ia merendahkan orang lain bahkan merasa kecapaiannya adalah karena kemampuan dan kehebatanya, ia merasa mampu sehingga tidak lagi membutuhkan orang lain dan tidak membutuhkan Tuhan lagi dalam hidupnya sehingga ia memegahkan diri. Tuhan bilang jika manusia sombong maka itu merupakan suatu kesalahan terbesar (Ayat 16).
Menyusun rencana lalu serahkan rencanamu pada Tuhan, biarkanlah Tuhan mengoreksinya (ayat 15).
            Sehebat, dan sepintar, serta sebaik apapun rencana yang saudara bikin hari ini mari serahkan rencana Indahmu pada Tuhan, biarkan Tuhan menghapus bagian rencana yang tidak sesuai dengan rencana Tuhan. Manusia boleh merencanakan tetapi rencana Tuhanlah yang terlaksa, sebab rencana apa yang baik bagi kita belum tentu baik menurut rencana Tuhan bagi kita akan tetapi Rencana Tuhan bagi hidup kita itu pasti yang terbaik bagi kehiduapan dan masa depan kita.
Jauh sebelum kita Lahir dari kandungan mama kita Ia (Tuhan) telah memiliki rencana bagi kita, kita dipanggil sesuai dengan rencana Tuhan. Rencana Tuhan itu lebih besar dan lebih mulia dari rencana kita. Tuhan tahu masa depan kita, Ia mau kita hidup di dalam rencana Tuhan. Ketika kita tidak melibatkan Tuhan dalam rencana kita maka keluar dari rencana Allah bagi hidup kita dan kita hadapi kegagalan demi kegagalan pada setiap rencana kita.
Saudaraku yang saya kasihi dalam Tuhan Yesus, mari jadikan rencana kita itu seperti seorang mahasiswa menyusun Proposal penelitian, seorang mahasiswa menyusun pendahuluan, tinjauan pustaka, menyusun hipotesa yang baik dan menyusun metode setelah menyusun semuanya ia menyerahkan kepada dosen yang menjadi pembimbing penelitianya,. Dosenya akan mengoreksi dari awal sampai akhir, bahkan kadang-kadang eorang dosen tidak hanya mengoreksi tetapi merubah seluruhnya dan bahkan menolak proposal kita, jika ingin lulus maka kita harus ikuti saran dosen, jika kita idealis dan tidak mau turut maka akan menjadi masalah dalam melaksanakan penelitian tersebut. Demikian juga saudara/i-ku mari menyusun rencana kita sesuai dengan kapasitas dan kemampuan kita lalu serahkan kepada Tuhan, relakan dan biarkan Tuhan menghapus bagian rencana-rencana kita yang tidak kompaktibel dengan rencana Tuhan bagi kita. Relakan hatimu dikoreksi dan bahkan dihapus setiap rencanamu oleh Tuhan. Ingat di atas telah ku katakan bahwa Rencana Tuhan itulah yang terbaik bagi kita. Amin

By: Erinus Mosip

Selasa, 20 Oktober 2015

ALLAH ADALAH KASIH (1 Yohanes 4: 7s/d 21)

Zaman kita sekarang ini di abad ke 21 semua manusia cenderung jahat, orang semakin lama semakin jahat, hal ini mungkin terjadi karena situasi dunia semakin jahat dan sukar.  Seorang tukang parkir misalnya; ketika kita parkir entah dia ada di pojok mana akan tetapi ia muncul tatkala kita mau pergi, ketika kita memberinya uang parkir Rp 1000 dia marah sambil menolak pemberian kita dan ia meminta sambil marah-marah Rp 2000. Situasi yang demikian membuat kita orang kristen-pun kehilangan kendali, kehilangan kasih dan menjadi marah, sebal, jengkel, rasanya ingin marah. Hal inilah yang terjadi hari-hari ini.
Peristiwa sedemikian juga kita hadapi hampir setiap hari dan setiap aspek kehidupan kita, media masa misalnya; selalu menampilkan kejahatan demi kejahatan di berbagai daerah,. Manusia dengan tega membunuh bahkan memotong bagian korban dan dibuang bagaikan bangkai saja,. Seorang  ibu angkat membunuh anak angkatnya, seorang tetangga memperkosa dan membunuh dengan keji, membakar rumah ibadah sambil menyebut nama Tuhan, Intolenransi di negeri ini semakin nyata, dalam undang-undang mengatakan negara ini dasar negara adalah Pancasila akan tetapi dalam pelaksanaannya seolah negeri ini dasarnya hanya salah satu hukum agama di indonesia.
            Sedikit gambaran mengenai suasana dunia hari-hari ini diatas maka kita anak-anak muda kristen dituntut untuk mengimplementasikan kasih di dalam kehidupan kita sehari-hari. Kasih tidak hanya perasaan, kasih tidak hanya teori dalam iman kita akan tetapi kasih harus di nyatakan dalam  tindakan. Saudara yang kekasih mari kita membaca (1 Yohanes 4:7 s/d 21).  Dalam pembacaan ayat-ayat di atas Yohanes menulis dan dalam tulisanya Ia menekankan untuk kita saling mengasishi sebab Tuhan Allah yang kita kenal dan kita sembah di dalam Tuhan Yesus adalah Kasih.  Beberapa poin yang ingin saya bagikan pada saudara sekalian adalah sebagai berikut:
Kasih itu berasal dari Allah (ayat 7)
Yohanes menulis dan mengajak kita semua untuk kita saling mengasihi, sebab Kasih itu berasal dari Allah, setiap orang yang saling mengasihi maka ia lahir dari Allah dan mengenal Allah. Orang dunia kecenderungannya adalah kejahatan, kebencian, dan segala macam perbuatan daging. Orang dunia melakukan kasih adalah suatu hal yang tabu dan kalaupun orang melakukan kasih pasti ada motifasi atau syaratnya di baliknya, dunia baik dengan berbagai macam syarat, syarat tersebut adalah;jika kamu baik maka saya baik, jika kamu mengasihi saya maka saya mengasihi saudara tetapi jika kamu jahat maka saya jahat, jika kamu tidak mengasihi saya maka sayapun tidak mau mengasihi saudara. Tetapi kasih Allah tanpa syarat,. Allah mengasihi kita padahal kita tidak layak dan tidak pantas dikasihi. Dalam injil (Yohanes 3: 16)“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.
            Kasih Allah begitu besar dan tanpa syarat bagi kita umat manusia, kita ini adalah manusia yang penuh dengan dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,  dalam (Roma 3: 10b)“ tidak ada seorangpun yang benar seorangpun tidak” dan pada (Roma 3: 23) “semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”. Tuhan Yesus dalam ajaranya Ia berfirman “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”. Jadi kasih Allah itu begitu besar maka kita yang percaya dan beriman pada Allah harus memiliki kasih yang tanpa syarat, mengasihi sesama kadarnya sama persis kita mengasihi diri kita sendiri.
Jika kita tidak mengasihi maka kita bukan berasal dari Allah (ayat 8)
            Pada ayat 8 Yohanes berkata; jika kita tidak mengasihi maka kita tidak mengasihi Allah dan kita tidak mengenal, sebab Allah sangat mengasihi dunia ini (Yoh 3:16) sehingga Ia memberikan anakNya yang tunggal bagi kita. Ia memberikan anak tunggalnya bagi kita ketika kita masih berdosa, seharusnya kita ini dimurkai karena dosa tetapi kasih karunianya menjamin kita selamat.  Jadi jika kita mengakui dan mengenal Allah maka kita wajib saling mengasihi sesama kita. Setiap orang yang tidak hidup dalam Kasih Ia tidak akan melihat Allah.
Kasih itu tidak pura-pura (Roma 12:9)
            Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di (Roma 12:9) mengatakan bahwa:“Hendaklah Kasih itu jangan pura-pura, jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik” seperti yang saya utarakan pada pendahuluan di atas bahwa, manusia sekarang ini semakin jahat, termasuk dalam melakukan Kasih, ada banyak orang munafik, katanya mengasihi akan tetapi sebenarnya tidak sehingga hanya manis di mulut,. Kasih hanya pura-pura untuk mendapatkan sesuatu, kasih hanya Intrik manusia untuk capai tujuan terselubung.
Kasih manusia adalah kasih karena ada unsur X, unsur X disini adalah motifasi yang mendasari seseorang melakukan Kasih. Dunia mengasihi pada mereka yang mau mengasihi, pada teman mereka, pada orang-orang seiman mereka, pada suku, bangsa, Ras, dan orang-orang yang baik kepada mereka akan tetapi kita sebagai anak-anak  Tuhan dituntut dan diperintahkan Untuk Mengasihi Tanpa syarat seperti Allah mengasihi kita dan dunia ini tanpa syarat (Yoh 3: 16) dan Ia mati ganti dosa kita di kayu salib ketika kita masih hidup dalam dosa. Itulah sebabnya Tuhan mau kita mengasihi sesama tanpa syarat dan tanpa memandang bulu.
Kasih adalah Perintah
            Perintah Tuhan Allah kepada umat Israel Purba dalam kitab (Keluaran 3:6)adalah untuk mengasihi,. Mengasihi Tuhan dan sesama. Ayat inilah yang dikutip oleh Tuhan Yesus ketika ditanya oleh seorang ahli taurat di dalam Injil (Markus 12: 29 s/d 30) Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu”.
Mengasihi bukan sebatas himbauan tetapi merupakan perintah, perintah berarti sebuah keharusan,. Tuhan mengharuskan kita saling mengasihi, sebab Kasih itu akan kekal adanya, mujizat akan berakhir, Pengharapan akan sirna tetapi Kasih akan abadi sampai di sorga. Tuhan memberi perintah untuk kita saling mengasihi. Tuhan Yesus sendiri memberikan perintah yang baru kepada murid-muridNya di dalam (Yohanes 15:12) “Inilah Perintahku yaitu; supaya kamu saling mengasihi seperti Aku telah mengasihi kamu”. Sebuah perintah harus kita lakukan oleh sebab itu mari relakan hatimu untuk kita mulai implementasikan kasih di setiap aspek kehidupan kita.

Kasih tidak hanya berlaku ketika kita di dalam Ruang ibadah, jam-jam ibadah saja, Kasih juga bukan hanya semboyan Umat Kristen tetapi Kasih adalah perintah. Dunia jahat ini membutuhkan orang-orang atau para praktisi Kasih, dunia dengan segala kejahatanya terus melangkah ke arah kehancuran mari bertindak Nyatakan kasih dalam tindakan Nyata. Amin

Jumat, 16 Oktober 2015

Bertobatlah, Sebab Kerajaan Allah sudah dekat! (Matius 3:2)


Ayat pembacaan Matius 3: 1s/d 12)
Yohanes adalah seorang nabi yang telah dinubuatkan oleh nabi Yesaya (Yesaya 40: 3), Ia tampil di masa transisi antara perjanjian lama (masa nubuatan) dan perjanjian baru (masa penggenapan). Yohanes merupakan keturunan Imam tetapi ia tidak memakai jubah keimaman dan ia tidak tinggal di dalam bait Allah seperti kebiasaan para imam zaman itu, tempat pelayananya adalah di padang gurun, pakaianya adalah kulit binatang (kulit unta) dan makananya adalah belalang dan madu hutan (mat 3:4). Ketika ia melayani Tuhan di padang gurun maka datanglah banyak orang dari Yerusalem,Yudea, dan daerah samaria untuk di baptis dalam sungai Yordan sebagai tanda pertobatan (Mat 3:5-6).
Ketika banyak orang Yahudi dari berbagai daerah datang untuk di baptis maka ia berkata dengan tegas dan berseru “Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? Jadi hasilkanlah buah sesuai dengan pertobatan(Mat 3:7-8).
Tugas dari nabi Yohanes adalah menyerukan pertobatan kepada bangsa itu sehingga bangsa itu bertobat menjelang sang mesias (Tuhan Yesus Kristus) datang untuk melakukan tugas keselamatan umat manusia. Yohanes berkata pada bangsa itu: “Bertobatlah sebab kerajaan Allah sudah dekat!”(Mat 3:2). Setiap orang yang tidak bertobat dan tidak menghasilkan buah maka Tuhan akan menebang dan mencampakan mereka ke dalam api neraka, untuk itu kapak sudah tersedia pada akar pohon (Mat 3:8 dan ayat 10). Yohanes berterus terang kepada banyak orang bahwa ia membaptis dengan air tetapi Ia yang akan datang akan membaptis dengan api dan Roh Kudus, yang dimaksud Ia yang datang itu adalah Tuhan Yesus,. Yohanes berkata Ia yang akan datang itu memiliki kekuasaan yang lebih besar dari dirinya, untuk membuka tali kasutNya-pun Ia tidak layak katanya (Mat 3:11). Ia yang datang itu memiliki kekuasaan sehingga di tanganya memegang kapak dan alat penampi untuk memisahkan gandum dari yang bernas dan yang hampa,. Gandum yang bernas tersebut akan disimpan dalam Lumbung dan gandum yang hampa akan dibuang ke dalam api yang tidak terpadamkan.
Dari Kisah pelayanan Nabi Yohanes yang telah kita baca dalam Alkitab tersebut di atas saya rindu kita belajar bersama beberapa bagian berikut ini. ketika itu Yohanes berseru menjelang kedatangan Tuhan yang pertama untuk mengerjakan karya penyelamatan melalui kematian di atas kayu salib dan kebangkitanNya dari maut, dan kini Firman Tuhan ini datang kepada kita untuk kita bertobat menjelang kedatangan Tuhan yang kedua, Ia akan segera datang sesuai dengan Janjinya. Tuhan Yesus akan datang pada kedua kali untuk menghakimi setiap manusia, untuk menjemput setiap orang yang percaya pada Yesus dan menghukum setiap orang yang tidak percaya pada Tuhan Yesus. Ada beberapa hal yang Tuhan mau dari kita melalui Kisah Yohanes Pembaptis tersebut yaitu:
1.   Tuhan mau kita bertobat (Ayat 2).
Bertobat adalah perubahan sikap 360 derajat, berpaling total dari kehidupan dosa ke dalam kehidupan yang benar.contoh:dari pemabuk menjadi tidak mabuk, dari pembunuh menjadi tidak pembunuh, dari pencuri menjadi tidak pencuri, dari Penjabul menjadi tidak pencabul dll. Tuhan Yesus telah mengerjakan karya penebusan dosa di atas kayu salib sekali untuk selamayanya dan untuk semua umat manusia. Ia mati untuk menebus kita dari dosa, Ia menyelamatkan kita dari dosa dengan anugerahNya, Ia mati ketika kita masih berdosa. Oleh karena itu mari bertobat dari dosa-dosa kita.
Anugerahnya besar bagi kita sehingga ia telah mengampuni dan melayakan kita masuk ke dalam kerajaan Allah, oleh karena itu mari jangan berbuat dosa lagi. Memang kita masih hidup dalam daging dan masih di dunia ini oleh karena itu sulit bagi kita hidup benar tanpa dosa akan tetapi Tuhan mau kita bertobat sebab hanya melalui pertobatan kita layak masuk kerajaan Allah. Bagaimana kita bisa bertobat? Ya bertoba setiap hari dengan mengambil komitmen dan membuat tekad untuk “hidup pada esok hari harus lebih baik dari hari ini”, ketika kita ada usaha untuk hidup benar maka Roh kudus akan memimpin kita untuk melakukan itu.
Setiap kita memiliki kelemahan pada dosa yang spesifik, untuk itu kenalilah kelemahan anda, dosa apa yang mengikat saudara, identifikasikan jenis dosa itu lalu berusaha berhenti secara bertahap dan memperbaiki hingga akhirnya merdeka dari dosa-dosa itu. Dosa-dosa apa saja yang mengikat kita saat ini? mari kita lihat dalam (Galatia 5: 19 s/d 21a) :
Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.
Dari sekian deretan jenis dosa-dosa yang telah disebutkan di bawa mana yang paling dominan menguasai anda saudara? Dosa-dosa ini akan menjauhkan kita dari kerajaan Allah oleh karena itu mari bertobat dari dosa-dosa ini.
2.    Menghasilkan Buah (Ayat 8)
Setelah kita bertobat maka langkah selanjutnya yang Tuhan mau dalam hidup kita adalah setiap kita yang bertobat menghasilkan Buah, nah buah apa yang harus kita hasilkan? Mari kita Lihat di dalam kitab (Galatia 5:22 s/d 23a) :
Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.
Ya itulah kesembilan (9) Buah yang harus kita hasilkan dalam kehidupan Rohani kita, bila kita menghasilkan sembilan (9) Buah Roh tersebut maka hasil buahnya akan dinikmati oleh sesama kita selama kita masih Hidup dan ketika kita meninggal nanti kita akan masuk ke dalam kerajaan Allah dan akan menerima Mahkota Kehidupan sebagai hadiah.
Setiap kita yang tidak menghasilkan buah – buah yang telah disebutkan di atas maka Tuhan akan menebang dan akan mencampakan kita ke dalam Api (Mat 3:10) dan Tuhan akan menampi atau mensortir kita, apakah kita menghasilkan buah atau tidak? Jika tidak maka akan dikumpulkan untuk dibakar dan setiap orang yang berbuah akan dimpulkan untuk di simpan dalam Lumbung. Yohanes mengilustrasikan kita sebagai Pohon, setiap pohon yang tidak menghasilkan buah akan ditebang dan akan dibakar, Yohanes juga mengilustrasikan manusia sebagai Gandum, bila gandum tersebut bernas artinya ada bijinya maka akan dikumpulkan untuk disimpan akan tetapi bila Biji Gnadum tersebut Hampa atau tidak bernas maka akan dibakar dalam Nyala api. Ya itulah hukuman yang akan diterima bagi setiap kita yang tidak mau bertobat.

Sabtu, 10 Oktober 2015

PENUHILAH PANGGILAN PELAYANANMU

(2 Timotius 4:1-8)
Kehidupan Kristen dimulai dari kesadaran akan panggilan Tuhan karena Yesus mengatakan bukan kamu yang memilih Aku tetapi Aku yang memilih kamu. Berarti dari mulanya Allah memilih kita. Setelah Allah memilih kita, maka Allah menguduskan kita dan memanggil kita. Setelah kita dipanggil, maka Allah memperlengkapi hidup kita dengan memberikan kuasa, wibawa dan pengalaman-pengalaman rohani agar kita mampu bersaksi bagi Kristus. Bagaimana kita menyadari dan menanggapi tugas panggilan itu?
1. Melayani Tuhan saja (ay.1).
Pelayanan kita bukan untuk menyenangkan manusia, bukan untuk mencari muka. Banyak orang ketika dipuji, maka pelayanannya makin baik, tetapi ketika dia dikritik, pelayanannya makin mundur. Kalau kita menyadari bahwa Yesus yang menjadi hakim dalam pelayanan kita, maka pelayanan kita harus benar di hadapan Allah. Jadi yang menjadi hakim dalam pelayanan kita bukan manusia, bukan rekan sepelayanan kita, bukan keluarga kita melainkan Kristus sendiri yang menjadi hakim. Karena itu pikirkanlah dan kerjakanlah apa yang menyenangkan hati Tuhan.
2. Memberitakan Firman (ay.2).
Memberitakan Firman tidak identik dengan menjadi ‘pendeta’, ‘sintua’, ‘penginjil’, dll. Memberitakan firman adalah perkara yang mudah. Kita memberitakan Firman lewat nasihat-nasihat, tegoran, menyatakan apa yang salah, melawan ajaran yang sesat, lewat perilaku, sikap, prinsip hidup kita. Sehingga kita menjadi surat Kristus yang terbuka yang bisa dibaca oleh setiap orang di sekitar kita.
3. Kuasailah diri dalam segala hal (ay.5).
Menguasai diri berarti sadar dalam segala hal, sabar menderita, tunaikan tugas pelayanan. Jangan memakai penderitaan sebagai alat untuk bersikap kasar kepada orang lain. Namun melalui penderitaan kita terus menunaikan tugas pelayanan.
4. Kesiapan untuk berkorban (ay.6).
Dalam pelayanan banyak yang harus kita korbankan. Kadangkala bukan darah yang tertumpah tapi harga diri, sifat-sifat kedagingan kita yang harus kita tanggalkan. Tanpa pengorbanan dalam pelayanan tiada kemuliaan. Karena itu kita harus berani berkorban demi Kristus dalam pelayanan kita.
5. Bertahan sampai akhir (7-8).

Banyak orang yang semangat dalam awal pelayanannya, namun semakin lama semakin redup dan lenyap. Seorang pelayan harus memiliki semangat yang bertahan sampai akhirnya. Agar kita mampu bertahan hingga akhirnya maka kita harus membangun integritas diri kita. Inilah cerita terbesar tentang integritas. Ketika rasul Paulus berbicara tentang kematian, dia berbicara tentang reputasi yang diinginkannya. Paulus membuat 3 pernyataan yang luar biasa. Pertama: “Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik“ (“I fought a good fight”). Aku berjuang sebagai pejuang yang baik. Kita harus berjuang untuk setiap yang kita lakukan. Kita tidak boleh membiarkan diri kita dirusak oleh hal-hal yang kotor dan najis yang ingin menghancurkan kita. Kita harus berjuang untuk integritas kita. Kita harus berjuang untuk kejujuran kita. Kita harus berjuang untuk kesuksesan kita. Janganlah kita dikenal orang sebagai pejuang yang tidak baik/jahat. Bangun reputasimu sebagai pejuang yang baik. Kedua, “Aku telah mencapai garis akhir” (“I finished the task”). Aku berjuang sampai selesai. Bila kita diberikan tugas, kerjakan sampai tuntas, jangan setengah-setengah. Kerjakan sampai tuntas. Pernyataan ketiga, “Aku telah memelihara iman” (“I Kept the Faith”). Ini pernyataan penting, menjaga iman kita. Selalu jaga imanmu. Jaga imanmu dalam pergaulanmu, jaga imanmu pekerjaanmu, jaga imanmu di dalam keluargamu. Berdirilah pada nilai-nilai imanmu.

KOMITMEN DALAM BERIBADAH

Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"
(Yosua 24:15)

Salah satu Tokoh Alkitab yang memiliki catatan baik dan benar di mata Tuhan adalah Yosua, Ya Yosua adalah seorang  PangLima perang, seorang Kapten perang yang dipakai Tuhan untuk memimpin Pasukan Israel untuk menghadapi musuh ketika bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Yosua adalah salah satu Orang dari generasi yang umurnya 20 tahun ke atas yang dijinkan Tuhan untuk masuk di tanah Kanaan,. Rekan sebaya yang dijinkan Tuhan yaitu Kaleb. Yosua dan Kaleb saja yang masuk ke tanah kanaan dari generasi itu, selebihnya telah mati sepanjang perjalanan di padang gurun selama 40 tahun, termasuk nabi Musa.
Kembali ke Yosua,. Ketika bangsa itu memasuki tanah Kanaan, Bangsa Israel akan menghadapi banyak tantangan yaitu tantangan untuk menghadapi bangsa-bangsa lain yang sudah berada di negeri itu, negeri kanaan sudah berpenduduk dan penduduk setempat memiliki Ilah-ilah lain. Ilah lain tersebut sangat mempengaruhi bangsa itu sehingga bangsa itu dapat berbalik dari Tuhan Allah mereka. Hal inilah yang menjadi latar belakang Yosua sehingga Ia berpidato kepada seluruh para tua-tua bangsa itu di Sikhem,Dalam pidatonya Ia memulai dengan menyampaikan sejarah bangsa itu ketika Tuhan mengambil Abraham bapa Leluhur mereka dari seberang sungai Efrat dan menyuruh menjelajahi negeri kanaan tempat mereka masuk ketika itu:
Ketika itu Yosua telah tua umurnya, ia diperintahkan Tuhan untuk meyampaikan pidato perpisahan antara Yosua dan Bangsa Israel, jika saudara membaca dalam kitab Yosua 24:1s/d 33 maka kita akan mendapatkan kisah yang lengkap, Pasal ini berisi pidato Yosua kepada bangsa itu, isinya adalah memberikan pilihan kepada bangsa itu; Yosua memberi pilihan apakah bangsa itu mau setia kepada Tuhan atau tidak setia kepada Tuhan, bangsa itu harus memilih. Pilihan yang ditawarkan Yosua ini memiliki konsekusensi yang besar, untuk memilih dua pilihan tersebut membutuhkan sebuah komitmen, komitmen yang akhirnya harus ditepati oleh bangsa Itu. Dalam ayat ke 15 Yosua berkata: Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" pada ayat ini jelas bahwa Bangsa Israel diberi pilihan mau beribadah kepada ilah lain atau kepada Tuhan yang membawa mereka keluar dari Mesir. Saat Yosua memberikan pilihan kepada Bangsa itu, Ia telah memtuskan dan mengambil komitmen bahwa Ia dan seisi Rumahnya akan beribadah kepada Tuhan
Ketika Yosua memberikan pilihan dan mengambil komitmen dihadapan bagsa itu maka bagsa Itu menjawab pada ayat 16 "Jauhlah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain!. Pada hari itu seluruh bangsa Israel telah berjanji dan berkomitmen bahwa mereka akan beribadah kepada Tuhan, ini dalah komitmen yang mereka buat, namun sayangnya bangsa itu bukanlah bangsa yang konsisten dengan komitmen mereka di hadapan Tuhan. Komitmen yang mereka buat tersebut ternyata mereka lupa dan mereka tidak lagi beribadah kepada Tuhan tetapi malah beribadah kepada ilah lain sehingga bangsa itu dimurkai oleh Tuhan. Setelah Yosua meninggal bangsa itu tidak memiliki pemimpin seperti Musa dan Yosua lagi sehingga mereka masing-masing melakukan apa yang jahat di mata Tuhan dan hal itu membuat Tuhan murka atas mereka,. Dia dalam kitab Hakim-Hakim 2:13 s/d 14: Demikianlah mereka meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada Baal dan para Asytoret. Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel. Ia menyerahkan mereka ke dalam tangan perampok dan menjual mereka kepada musuh di sekeliling mereka, sehingga mereka tidak sanggup lagi menghadapi musuh mereka.
            Komitmen yang kita buat mungkin mudah dan barangkali sesuatu hal yang gampang tetapi Tuhan memegang komitmen kita dan Ia mau kita konsisten dengan komitmen itu,. Bangsa Israel ketika diberi pilihan oleh Yosua mereka telah memilih untuk menyembah dan beribada kepada Tuhan, itu adalah komitmen mereka namun mereka tidak lama kemudian melupakan komitmen itu dan mengingkari pilihan mereka sendiri. Mereka tidak lagi beribadah kepada Tuhan tetapi berpaling dari Tuhan dan malah menyembah ilah-ilah bangsa asing di negeri itu.
            Ketika bangsa itu tidak konsisten dengan komitmen mereka dan meninggalkan Tuhan Allah mereka maka Tuhan Murka dan Tuhan tidak lagi membela mereka, Tuhan tidak lagi menghalau bangsa lain sehingga Orang Israel tidak mampu melawan bangsa lain tersebut,. Tuhan sudah meninggalkan bangsa itu sebab bangsa Israel menyembah ilah lain.
            Mempelajari kisah ini mungkin kita berfikir dan memberi komentar kepada bangsa itu, seandainya saja kita bukan mereka pasti kita tidak akan melakukan seperti yang mereka laukukan tetapi pertanyaan-nya? Bagaimana dengan hidup Rohani kita sekarang? Kita semua entah sadar atau tidak sadar kita memiliki ilah atau berhala sendiri-sendiri. Berhala tesebut memang tidak persis seperti yang disembah oleh bangsa Israel ketika itu namun berhala itu telah berubah wujud dan bentuk sesuai denga zaman kita saat ini, berhala itu adalah: Gadget anda, Pekerjaan anda, Hobi anda, Pacar anda, hewan peliharaan anda, Makanan anda, Pasangan atau teman anda.Segala sesuatu yang paling banyak menyita perhatian, waktu dan menguasai Fikiran anda daripada Tuhan itulah Berhalamu, oleh karena hal-hal tersebut anda tidak lagi datang bersekutu dengan Tuhan, datang berdoa kepada Tuhan, datang saat teduh dengan Tuhan. Berhala itu bukan hanya patung-patung, dewa dewi dengan berbagai nama dan macam rupa seperti yang dianut agama-agama di dunia ini, berhala itu ya segala sesuatu yang menjauhkan kita dari Tuhan, bahkan berkat dan kehgiatan pelayanan rohani sekalipun bisa menjadi berhala bagi kita, yang semuanya itu mendatangkan murka Allah.
            Dunia dan segala daya tariknya saat ini sedang menyita perhatian dan bahkan menyondongkan hati kita jauh dari Tuhan,. Ilah-ilah zaman ini sedang mempengaruhi kita setiap waktu oleh karena itu kita harus mengambil komitmen. Komitmen untuk setia kepada Tuhan, sebuah komitmen yang harus kita pertahankan hingga garis akhir. Dalam ayat pembacaan kita yaitu Yosua 24:12 s/d 33 ini, Tuhan sudah terlalu baik pada bangsa itu, Tuhan minta hanyalah jangan menyembah ilah lain selain Dia,. Demikian juga Tuhan yang sama meminta kita untuk kita menyembah dan beribadah hanya kepadaNya. Tuhan sudah terlalu baik buat saudara dan saya, kita ada sebagaimana kita ada saat ini oleh karena Tuhan, bahkan kita diciptakan untuk menyembah Tuhan oleh karena itu kita harus mengambil komitmen dan menepati komitmen tersebut.
            Banyak orang muda dan gampang membuat komitmen atau janji kepada Tuhan, misalnya; si A berkata: Jika saya dapat uang banyak saya akan membayar persepuluhan, persembahan, si B berjanji: Jika saya mempunya HP bagus akan mengirimkan sms ke 10 orang setiap pagi dan malam hari, si C berkomitmen: Jika saya memiliki sepeda motor saya akan setia beribadah, si D bernazar: Jika aku memiliki mobil aku akan menjemput teman atau saudara yang tidak memiliki kendaraan,. Setelah Tuhan mengabulkan semua doanya Ehhh Lupa pada semua Janji-janji tersebut,.

            Mari saudaraku yang dikasihi oleh Tuhan, Yosua telah memberi kita pilihan, pilihlah pada hari ini; beribadah kepada Tuhan yang oleh karena kebaikanya kita bisa ada sebagaimana kita ada saat ini atau memilih ilah-ilah lain yang ada di dunia ini? tentukan pilihanmu, kita tidak bisa suam-suam kuku,. Jika menyembah Tuhan ya Tuhan tetapi jika tidak sekalian Tidak. Keputusan yang anda buat hari ini akan menentukan masa depan kita. Haleluya... Amin.

Kamis, 01 Oktober 2015

KETIKA TUHAN BERKATA BODOH PADA UMAT - NYA

(Amsal 1:7)
Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.
Latar Belakang
Penulis          : Salomodan Orang Lain
Tema             : HikmatuntukHidupdenganBenar
Tanggal Penulisan: Sekitar 970-700 SM

Perjanjian Lama (PL)Ibranisecarakhususterbagiatastigabagian: Hukum, Kitab Para Nabi, danTulisan-Tulisan (bd. Luk 24:44). Termasukdalambagianketigaialahkitab-kitabSyairdanHikmatsepertiAyub, Mazmur, Amsal, danPengkhotbah.Demikian pula, Israel kunomempunyaitigagolonganhambaTuhan: para imam, paranabi, dan para bijak ("orang berhikmat"). Kelompok orang bijakkhususnyadikaruniaihikmatdannasihatilahimengenaimasalah-masalahkehidupan yang praktisdanfilosofis.Amsalmerupakanhikmatparabijak yang terilhamkan.
IstilahIbrani _mashal_, yang diterjemahkan "amsal", bisaberarti "ucapan" orang bijak, "perumpamaan", atau "peribahasaberhikmat".
Kitab suci Alkitab yang dipegang oleh umat Nasrani boleh dikatakan kumpulan kitab suci yang Tuhan Allah wahyukan kepada para Hamba-Nya, melalui mereka kitab – kitab tersebut diwahyukan dan diberikan. Alkitab ditulis apa adanya sesuai dengan kebenaran Firman yang diilhamkan oleh Tuhan sehingga isinya sungguh menggugah hati, menegur, menyatakan kesalahan, mendidik dan menasehati. Salah satu kejujuran Alkitab adalah dimana Tuhan sering Berfirman kepada Manusia dengan kata-kata seperti “Bodoh”. Tuhan sering bilang manusia itu bodoh, nah mengapa Ia berfirman dengan memakai kata-kata yang kadang tidak dapat diterima oleh kita seperti kata “Bodoh”.
            Pada konteks dalam kitab Amsal, Tuhan sering berkata bodoh pada mereka yang tidak berhikmat, dan pada mereka yang menghina hikmat dan didikan. Tuhan berkata kepada Umat-Nya Bodoh dalam kontek Amasal 1:7 ini menurut Renungan saya adalah bukan karena kita bodoh seperti halnya Idiot tetapi karena manusia atau kita tidak takut akan Tuhan dan membenci dan menghina Hikmat dan didikan sehingga Tuhan berkata Bodoh. Pada kesempatan ini saya ingin membagikan dua (2) hal yang pertama adalah Kebodohan yang Tuhan maksud, sementara yang kedua (2) adalah Takut akan Tuhan yang Dimaksudkan dalam konteks ini.
1.Orang Bodoh
            Dalam budaya kita orang Papua, kata bodoh seringkali digunakan sebagai kata umpatan atau makian kepada seseorang karena melakukan sesuatu hal konyol atau sebatas kesalahan, bahkan Orang Papua paling sering gunakan kata Bodoh (bodok) pada seseorang,. Saking seringnya menggunakan kata ini sehingga sudah menjadi Latah dan menjadi kebiasaan umum. Kata bodoh juga di Indonesia digunakan pada orang-orang bandel, tidak bisa melalukan sesuatu dengan benar di anggap Bodoh, namun sebenarnya orang Bodoh itu bukan seseorang yang tidak bisa melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan misalnya; tidak bisa ilmu matematika, Fisika, kimia, Bahasa tertentu dan Ipnya jelek tetapi orang Bodoh yang Tuhan maksud adalah orang yang tahu bagaimana melakukan sesuatu yang baik tetapi tidak melakukannya. Itulah Bodoh yang dimaksudkan oleh Tuhan.
            Jika kita tahu mana yang benar dan mana yang tidak patut dilakukan tetapi kita tidak melakukan maka kita adalah orang-orang Bodoh di mata Tuhan. Dalam ayat pembacaan kita ini Tuhan berkata Bodoh kepada manusia yang tidak takut akan Tuhan dan membenci  hikmat dan didikan Tuhan.
2.Takut akan Tuhan
            Bagian kedua yang ingin saya bagikan adalah; takut akan Tuhan,. Takut akan Tuhan yang dimaksud disini tidak seperti yang dialami oleh Adam dan Hawa di dalam taman Eden, ketika itu mereka pada posisi berbuat Dosa sehingga mereka ketakutan ketika mereka tahu Tuhan ada di taman Eden dan Memanggil mereka. Konteks ketakutan yang dialami mereka di dasari oleh Rasa takut menghadapi Tuhan karena mereka berbuat kesalahan, hal inilah yang menyebabkan mereka takut. Ketakutan yang mereka alami adalah manusiawi sebab posisi mereka memang memungkinkan untuk mereka takut.
            Jika kita membaca dalam kitam Amsal secara keseluruhan dan kitab Mazmur serta kitab Ayub, ada beberapa ayat berbicara mengenai takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan yang dimaksud seperti pada ayat Amasal 1:7 bagian (a) konteksnya adalah takut akan Tuhan dalam arti Menghormati Tuhan,. Menghormati kekudusanNya, KekuasaanNya, dan KaryaNya dalam alam semesta ini secara umum dan kasih karuniaNya pada kita umat manusia secara khusus. Dalam konteks ini juga menghormati Tuhan dengan cara kita Berhikmat,. Sebab Hikamat dan didikan adalah dasar takut akan Tuhan. Arti dari takut akan Tuhan yang saya kutip dari Firman sebagai pada beberapa ayat berikut ini:
(Amsal: 9:10)
Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.
(Mazmur: 111:10)
Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik. Puji-pujian kepada-Nya tetap untuk selamanya.
(Ayub: 28:28)
tetapi kepada manusia Ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi."
Apa arti takut akan Tuhan dalam konteks ini; seperti yang saya jelaskan di atas bahwa takut akan Tuhan dalam konteks ini bukan takut seperti yang dialami oleh  Adam dan Hawa akan tetapi Rasa takut dari orang-orang percaya adalah rasa hormat kepada Allah. Ibrani 12:28-29 adalah gambaran yang baik untuk hal ini. “Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.” 
Ulangan 10:12, 20-21 mencatat, "Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu”.
ke 1
Orang-percaya tidak merasa “ketakutan” kepada Allah. Tidak ada alasan bagi kita untuk merasa ketakutan kepadaNya. Kita memiliki janjiNya bahwa tidak ada sesuatupun yang dapat memisahkan kita dari kasihNya (Roma 8:38-39). Kita memegang janjiNya bahwa Dia tidak akan pernah meninggalkan kita atau mengabaikan kita (ibrani 13:5). 
ke 2
Bagi orang percaya, rasa takut akan Allah, yang alkitabiah, termasuk memahami betapa besar kebencian Allah terhadap dosa, dan takut akan penghakimanNya terhadap dosa – juga dalam hidup orang percaya. Ibrani 12:5-11 menggambarkan disiplin Allah bagi orang percaya. Hal yang sama juga berlaku dalam hubungan kita dengan Allah. Kita perlu takut akan disiplin dariNya, dan karena itu berusaha menghidupi kehidupan kita dengan cara yang berkenan kepadaNya.


kesimpulan
Takut akan Allah berarti memiliki rasa hormat hingga berdampak kepada cara hidup kita. Takut akan Allah lebih mengenai menghormatiNya, tunduk kepada disiplinNya, dan menyembahNya dengan takjub
By: Erinus Mosip.