WELCOME

HALLLOWW GUYS, SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA, SEMOGA BERMANFAAT. TUHAN YESUS (Isa Almasih) MEMBERKATI.WA WA WA KINAO NAK.

Kamis, 01 Oktober 2015

KETIKA TUHAN BERKATA BODOH PADA UMAT - NYA

(Amsal 1:7)
Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.
Latar Belakang
Penulis          : Salomodan Orang Lain
Tema             : HikmatuntukHidupdenganBenar
Tanggal Penulisan: Sekitar 970-700 SM

Perjanjian Lama (PL)Ibranisecarakhususterbagiatastigabagian: Hukum, Kitab Para Nabi, danTulisan-Tulisan (bd. Luk 24:44). Termasukdalambagianketigaialahkitab-kitabSyairdanHikmatsepertiAyub, Mazmur, Amsal, danPengkhotbah.Demikian pula, Israel kunomempunyaitigagolonganhambaTuhan: para imam, paranabi, dan para bijak ("orang berhikmat"). Kelompok orang bijakkhususnyadikaruniaihikmatdannasihatilahimengenaimasalah-masalahkehidupan yang praktisdanfilosofis.Amsalmerupakanhikmatparabijak yang terilhamkan.
IstilahIbrani _mashal_, yang diterjemahkan "amsal", bisaberarti "ucapan" orang bijak, "perumpamaan", atau "peribahasaberhikmat".
Kitab suci Alkitab yang dipegang oleh umat Nasrani boleh dikatakan kumpulan kitab suci yang Tuhan Allah wahyukan kepada para Hamba-Nya, melalui mereka kitab – kitab tersebut diwahyukan dan diberikan. Alkitab ditulis apa adanya sesuai dengan kebenaran Firman yang diilhamkan oleh Tuhan sehingga isinya sungguh menggugah hati, menegur, menyatakan kesalahan, mendidik dan menasehati. Salah satu kejujuran Alkitab adalah dimana Tuhan sering Berfirman kepada Manusia dengan kata-kata seperti “Bodoh”. Tuhan sering bilang manusia itu bodoh, nah mengapa Ia berfirman dengan memakai kata-kata yang kadang tidak dapat diterima oleh kita seperti kata “Bodoh”.
            Pada konteks dalam kitab Amsal, Tuhan sering berkata bodoh pada mereka yang tidak berhikmat, dan pada mereka yang menghina hikmat dan didikan. Tuhan berkata kepada Umat-Nya Bodoh dalam kontek Amasal 1:7 ini menurut Renungan saya adalah bukan karena kita bodoh seperti halnya Idiot tetapi karena manusia atau kita tidak takut akan Tuhan dan membenci dan menghina Hikmat dan didikan sehingga Tuhan berkata Bodoh. Pada kesempatan ini saya ingin membagikan dua (2) hal yang pertama adalah Kebodohan yang Tuhan maksud, sementara yang kedua (2) adalah Takut akan Tuhan yang Dimaksudkan dalam konteks ini.
1.Orang Bodoh
            Dalam budaya kita orang Papua, kata bodoh seringkali digunakan sebagai kata umpatan atau makian kepada seseorang karena melakukan sesuatu hal konyol atau sebatas kesalahan, bahkan Orang Papua paling sering gunakan kata Bodoh (bodok) pada seseorang,. Saking seringnya menggunakan kata ini sehingga sudah menjadi Latah dan menjadi kebiasaan umum. Kata bodoh juga di Indonesia digunakan pada orang-orang bandel, tidak bisa melalukan sesuatu dengan benar di anggap Bodoh, namun sebenarnya orang Bodoh itu bukan seseorang yang tidak bisa melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan misalnya; tidak bisa ilmu matematika, Fisika, kimia, Bahasa tertentu dan Ipnya jelek tetapi orang Bodoh yang Tuhan maksud adalah orang yang tahu bagaimana melakukan sesuatu yang baik tetapi tidak melakukannya. Itulah Bodoh yang dimaksudkan oleh Tuhan.
            Jika kita tahu mana yang benar dan mana yang tidak patut dilakukan tetapi kita tidak melakukan maka kita adalah orang-orang Bodoh di mata Tuhan. Dalam ayat pembacaan kita ini Tuhan berkata Bodoh kepada manusia yang tidak takut akan Tuhan dan membenci  hikmat dan didikan Tuhan.
2.Takut akan Tuhan
            Bagian kedua yang ingin saya bagikan adalah; takut akan Tuhan,. Takut akan Tuhan yang dimaksud disini tidak seperti yang dialami oleh Adam dan Hawa di dalam taman Eden, ketika itu mereka pada posisi berbuat Dosa sehingga mereka ketakutan ketika mereka tahu Tuhan ada di taman Eden dan Memanggil mereka. Konteks ketakutan yang dialami mereka di dasari oleh Rasa takut menghadapi Tuhan karena mereka berbuat kesalahan, hal inilah yang menyebabkan mereka takut. Ketakutan yang mereka alami adalah manusiawi sebab posisi mereka memang memungkinkan untuk mereka takut.
            Jika kita membaca dalam kitam Amsal secara keseluruhan dan kitab Mazmur serta kitab Ayub, ada beberapa ayat berbicara mengenai takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan yang dimaksud seperti pada ayat Amasal 1:7 bagian (a) konteksnya adalah takut akan Tuhan dalam arti Menghormati Tuhan,. Menghormati kekudusanNya, KekuasaanNya, dan KaryaNya dalam alam semesta ini secara umum dan kasih karuniaNya pada kita umat manusia secara khusus. Dalam konteks ini juga menghormati Tuhan dengan cara kita Berhikmat,. Sebab Hikamat dan didikan adalah dasar takut akan Tuhan. Arti dari takut akan Tuhan yang saya kutip dari Firman sebagai pada beberapa ayat berikut ini:
(Amsal: 9:10)
Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.
(Mazmur: 111:10)
Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik. Puji-pujian kepada-Nya tetap untuk selamanya.
(Ayub: 28:28)
tetapi kepada manusia Ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi."
Apa arti takut akan Tuhan dalam konteks ini; seperti yang saya jelaskan di atas bahwa takut akan Tuhan dalam konteks ini bukan takut seperti yang dialami oleh  Adam dan Hawa akan tetapi Rasa takut dari orang-orang percaya adalah rasa hormat kepada Allah. Ibrani 12:28-29 adalah gambaran yang baik untuk hal ini. “Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.” 
Ulangan 10:12, 20-21 mencatat, "Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu”.
ke 1
Orang-percaya tidak merasa “ketakutan” kepada Allah. Tidak ada alasan bagi kita untuk merasa ketakutan kepadaNya. Kita memiliki janjiNya bahwa tidak ada sesuatupun yang dapat memisahkan kita dari kasihNya (Roma 8:38-39). Kita memegang janjiNya bahwa Dia tidak akan pernah meninggalkan kita atau mengabaikan kita (ibrani 13:5). 
ke 2
Bagi orang percaya, rasa takut akan Allah, yang alkitabiah, termasuk memahami betapa besar kebencian Allah terhadap dosa, dan takut akan penghakimanNya terhadap dosa – juga dalam hidup orang percaya. Ibrani 12:5-11 menggambarkan disiplin Allah bagi orang percaya. Hal yang sama juga berlaku dalam hubungan kita dengan Allah. Kita perlu takut akan disiplin dariNya, dan karena itu berusaha menghidupi kehidupan kita dengan cara yang berkenan kepadaNya.


kesimpulan
Takut akan Allah berarti memiliki rasa hormat hingga berdampak kepada cara hidup kita. Takut akan Allah lebih mengenai menghormatiNya, tunduk kepada disiplinNya, dan menyembahNya dengan takjub
By: Erinus Mosip.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar