“Dan majulah seekor kuda lain,
seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk
mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan
kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar” (Wahyu 6:4).
Setiap kali membuka dan menutup suratnya, Rasul Paulus selalu mengatakan “Kasih karunia dan damai sejahtera dari
Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.” Tuhan Yesus
pun saat bertemu dengan murid-Nya selalu berkata: “Damai sejahtera bagimu,”
atau istilah kerennya Shalom dan di dalam
(Yohanes 14:27) Ia juga berkata:
“Damai sejahtera Kutinggalkan
bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak
seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar
hatimu.”
Hal ini diucapkan-Nya, karena Ia tahu bahwa sesuatu hal orang dapat
kehilangan damai sejahtera. Bisa karena persoalan, tantangan, sakit, atau
karena sedang dalam perseteruan. Dengan demikian menunjukkan pentingnya damai
sejahtera bagi setiap jemaat Tuhan. Damai sejahtera itu harganya sangat mahal,
yaitu semahal darah Yesus Kristus. Jadi setiap orang percaya harus menjaga dan
memelihara damai sejahtera yang diberikan Tuhan Yesus Kristus. Jangan sampai
kita kehilangan damai sejahtera, sebab kita adalah anak-anak Allah.
Apa yang tertulis di dalam kitab Wahyu ini sebagai peringatan yang perlu
kita cermati, sebab disebutkan “Kuda merah padam penunggangnnya membawa sebilah
pedang yang besar, diberi kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi.
”Akibatnya, penduduk bumi saling membunuh. Inilah peperangan. Inilah
pembantaian ganas yang tidak mengenal prikemanusiaan. Inilah anarki sipil.
Inilah macam peperangan yang terjadi apabila ketertiban sosial; ambruk, apabila
gerombolan orang turun ke jalan dan mulai membunuh seenaknya. Ini adalah
gambaran samar dari kehancuran besar-besaran yang akan terjadi nanti. Kemudian “pedang besar” berbicara tentang semacam
senjata perusak yang hebat, sebuah senjata pemusnah masal (bnd (Yehezkiel 38, 39).
Damai sejahtera itu harganya mahal dan kita harus menjaganya. Jangan sampai
damai sejahtera itu hilang atau undur dari hidup kita, sebab jika itu terjadi,
janganlah heran jika hidup kita akan dipenuhi kebencian, iri hati, percideraan
dan tidak bisa mengampuni. Sebab itu marilah kita mengejar apa yang
mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun. Alkitab
berkata;
“Sebab Kerajaan Allah bukanlah
soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita
oleh Roh Kudus” (Rm. 14:17,19).
Renungan:
“Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan” (Roma. 15:13).