(Amsal 1:7)
Takut akan TUHAN
adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.
Latar
Belakang
Penulis : Salomodan Orang Lain
Tema : HikmatuntukHidupdenganBenar
Tanggal Penulisan:
Sekitar 970-700 SM
Perjanjian Lama (PL)Ibranisecarakhususterbagiatastigabagian:
Hukum, Kitab Para Nabi, danTulisan-Tulisan (bd. Luk 24:44).
Termasukdalambagianketigaialahkitab-kitabSyairdanHikmatsepertiAyub, Mazmur,
Amsal, danPengkhotbah.Demikian pula, Israel
kunomempunyaitigagolonganhambaTuhan: para imam, paranabi, dan para bijak
("orang berhikmat"). Kelompok orang
bijakkhususnyadikaruniaihikmatdannasihatilahimengenaimasalah-masalahkehidupan
yang praktisdanfilosofis.Amsalmerupakanhikmatparabijak yang terilhamkan.
IstilahIbrani _mashal_, yang diterjemahkan
"amsal", bisaberarti "ucapan" orang bijak,
"perumpamaan", atau "peribahasaberhikmat".
Kitab
suci Alkitab yang dipegang oleh umat Nasrani boleh dikatakan kumpulan kitab
suci yang Tuhan Allah wahyukan kepada para Hamba-Nya, melalui mereka kitab –
kitab tersebut diwahyukan dan diberikan. Alkitab ditulis apa adanya sesuai
dengan kebenaran Firman yang diilhamkan oleh Tuhan sehingga isinya sungguh
menggugah hati, menegur, menyatakan kesalahan, mendidik dan menasehati. Salah
satu kejujuran Alkitab adalah dimana Tuhan sering Berfirman kepada Manusia
dengan kata-kata seperti “Bodoh”. Tuhan sering bilang manusia itu bodoh, nah
mengapa Ia berfirman dengan memakai kata-kata yang kadang tidak dapat diterima
oleh kita seperti kata “Bodoh”.
Pada konteks dalam kitab Amsal, Tuhan sering berkata
bodoh pada mereka yang tidak berhikmat, dan pada mereka yang menghina hikmat
dan didikan. Tuhan berkata kepada Umat-Nya Bodoh dalam kontek Amasal 1:7 ini menurut
Renungan saya adalah bukan karena kita bodoh seperti halnya Idiot tetapi karena
manusia atau kita tidak takut akan Tuhan dan membenci dan menghina Hikmat dan
didikan sehingga Tuhan berkata Bodoh. Pada kesempatan ini saya ingin membagikan
dua (2) hal yang pertama adalah Kebodohan yang Tuhan maksud, sementara yang
kedua (2) adalah Takut akan Tuhan yang Dimaksudkan dalam konteks ini.
1.Orang
Bodoh
Dalam budaya kita orang Papua, kata bodoh seringkali
digunakan sebagai kata umpatan atau makian kepada seseorang karena melakukan
sesuatu hal konyol atau sebatas kesalahan, bahkan Orang Papua paling sering
gunakan kata Bodoh (bodok) pada seseorang,. Saking seringnya menggunakan kata
ini sehingga sudah menjadi Latah dan menjadi kebiasaan umum. Kata bodoh juga di
Indonesia digunakan pada orang-orang bandel, tidak bisa melalukan sesuatu
dengan benar di anggap Bodoh, namun sebenarnya orang Bodoh itu bukan seseorang
yang tidak bisa melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan misalnya; tidak bisa
ilmu matematika, Fisika, kimia, Bahasa tertentu dan Ipnya jelek tetapi orang
Bodoh yang Tuhan maksud adalah orang yang tahu bagaimana melakukan sesuatu yang
baik tetapi tidak melakukannya. Itulah Bodoh yang dimaksudkan oleh Tuhan.
Jika kita tahu mana yang benar dan
mana yang tidak patut dilakukan tetapi kita tidak melakukan maka kita adalah
orang-orang Bodoh di mata Tuhan. Dalam ayat pembacaan kita ini Tuhan berkata
Bodoh kepada manusia yang tidak takut akan Tuhan dan membenci hikmat dan didikan Tuhan.
2.Takut
akan Tuhan
Bagian kedua yang ingin saya bagikan
adalah; takut akan Tuhan,. Takut akan Tuhan yang dimaksud disini tidak seperti
yang dialami oleh Adam dan Hawa di dalam taman Eden, ketika itu mereka pada
posisi berbuat Dosa sehingga mereka ketakutan ketika mereka tahu Tuhan ada di
taman Eden dan Memanggil mereka. Konteks ketakutan yang dialami mereka di
dasari oleh Rasa takut menghadapi Tuhan karena mereka berbuat kesalahan, hal
inilah yang menyebabkan mereka takut. Ketakutan yang mereka alami adalah
manusiawi sebab posisi mereka memang memungkinkan untuk mereka takut.
Jika kita membaca dalam kitam Amsal secara keseluruhan
dan kitab Mazmur serta kitab Ayub, ada beberapa ayat berbicara mengenai takut
akan Tuhan. Takut akan Tuhan yang dimaksud seperti pada ayat Amasal 1:7 bagian
(a) konteksnya adalah takut akan Tuhan dalam arti Menghormati Tuhan,.
Menghormati kekudusanNya, KekuasaanNya, dan KaryaNya dalam alam semesta ini
secara umum dan kasih karuniaNya pada kita umat manusia secara khusus. Dalam
konteks ini juga menghormati Tuhan dengan cara kita Berhikmat,. Sebab Hikamat
dan didikan adalah dasar takut akan Tuhan. Arti dari takut akan Tuhan yang saya
kutip dari Firman sebagai pada beberapa ayat berikut ini:
(Amsal: 9:10)
Permulaan hikmat
adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.
(Mazmur: 111:10)
Permulaan hikmat
adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik.
Puji-pujian kepada-Nya tetap untuk selamanya.
(Ayub: 28:28)
tetapi kepada
manusia Ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan
menjauhi kejahatan itulah akal budi."
Apa arti takut akan Tuhan dalam
konteks ini; seperti
yang saya jelaskan di atas bahwa takut akan Tuhan dalam konteks ini bukan takut
seperti yang dialami oleh Adam dan Hawa
akan tetapi Rasa takut dari
orang-orang percaya adalah rasa hormat kepada Allah. Ibrani 12:28-29 adalah
gambaran yang baik untuk hal ini. “Jadi,
karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap
syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan
hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.”
Ulangan 10:12, 20-21 mencatat, "Maka sekarang, hai orang Israel, apakah
yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN,
Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia,
beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu”.
ke 1
Orang-percaya tidak merasa
“ketakutan” kepada Allah. Tidak ada alasan bagi kita untuk merasa ketakutan
kepadaNya. Kita memiliki janjiNya bahwa tidak ada sesuatupun yang dapat
memisahkan kita dari kasihNya (Roma 8:38-39). Kita memegang janjiNya bahwa Dia
tidak akan pernah meninggalkan kita atau mengabaikan kita (ibrani 13:5).
ke 2
Bagi orang percaya, rasa
takut akan Allah, yang alkitabiah, termasuk memahami betapa besar kebencian
Allah terhadap dosa, dan takut akan penghakimanNya terhadap dosa – juga dalam
hidup orang percaya. Ibrani 12:5-11 menggambarkan disiplin Allah bagi orang percaya. Hal yang sama juga berlaku dalam
hubungan kita dengan Allah. Kita perlu takut akan disiplin dariNya, dan karena
itu berusaha menghidupi kehidupan kita dengan cara yang berkenan kepadaNya.
kesimpulan
Takut
akan Allah berarti memiliki rasa hormat hingga berdampak
kepada cara hidup kita. Takut akan Allah lebih mengenai menghormatiNya, tunduk
kepada disiplinNya, dan menyembahNya dengan takjub
By: Erinus Mosip.