Kata komitmen atau yang
biasa kita sebut sebagai janji atau bahasa yang sering digunakan oleh kalangan
rohani adalah “Nazar” merupakan kata yang mudah diucapkan tetapi sulit
dilakukan. Kalaupun ada yang berkata mudah, biasanya itu nampak di awal-awal
ketika komitmen itu dilakukan. Sampai pada pertengahan, mulai sedikit luntur
dan sangat jarang seseorang memiliki komitmen sampai pada akhirnya. Mengapa?
Karena ketika kita memutuskan untuk berkomitmen maka segenap hati, tenaga,
pikiran, uang, waktu dan seluruh hidup kita akan menjadi taruhannya. Dan ini
tidak mudah, tetapi bukan tidak bisa.
Pertanyannya adalah
bagaimana kita dapat bertahan untuk tetap dalam komitmen kita dalam segala hal.
Dimulai komitmen terhadap Tuhan, diri sendiri, teman maupun organisasi atau
kegiatan yang kita kerjakan. Menurut saya, untuk dapat memahami ini, kita perlu
tahu tentang apa yang dimaksud dengan komitmen dan bagaimana kita melakukan
komitmen serta bagaimana agar tetap bertahan dalam komitmen.
Komitmen
menjadi suatu faktor penting yang harus dimiliki dalam menjalani hidup ini
terlebih dalam tugas tanggung jawab khusus yang diberikan kepada kita. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa komitmen adalah suatu kesediaan
untuk bertahan pada rencana dan kesepakatan semula walaupun keadaan semakin tak
menentu. Komitmen adalah keberanian untuk tidak mengambil pilihan
termudah dalam mencapai tujuan bersama bila suatu kesepakatan telah diambil.
Berapa hal yang bisa juga dijadikan dasar untuk lebih memahami komitmen yaitu: Komitmen adalah langkah atau tindakan yang Anda ambil
untuk menopang suatu pilihan tindakan tertentu, sehingga pilihan tindakan itu
dapat kita jalankan dengan mantap dan sepenuh hati.
Contoh Kisah
Musa
Mari kita belajar bersama dari kisah Musa dan
bangsa Israel ketika Tuhan memberikan FirmanNya. (Keluaran. 19:3-6 ) yaitu:
Lalu
naiklah Musa menghadap Allah, dan TUHAN berseru dari gunung itu kepadanya:
"Beginilah kaukatakan kepada keturunan Yakub dan kauberitakan kepada orang
Israel: (Keluaran 19:4) Kamu sendiri telah melihat
apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu
di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku. (Keluaran 19:5) Jadi
sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada
perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara
segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Exo 19:6 Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan
bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang
Israel."
Tuhan memberikan sebuah janji atau “komitmen” dengan
bangsa Israel yaitu, jika mereka sungguh-sungguh mendengar Firman maka akan
mendapatkan berkat-berkatNya.
Komitmen
ini tidak saja berasal dari Tuhan saja, tetapi juga disambut oleh Bangsa Israel
yang nampak dalam (Kel. 19:8) yaitu:
Seluruh
bangsa itu menjawab bersama-sama: "Segala yang difirmankan TUHAN akan
kami lakukan." Lalu Musa-pun menyampaikan jawab bangsa itu kepada
TUHAN.
Dari peristiwa ini, ada beberapa hal yang dapat kita petik
sebagai prinsip dari membangun sebuah komitmen yaitu:
Pertama,
sebuah komitmen haruslah disepakati oleh kedua belah pihak. Artinya, keduanya
sepakat tanpa paksaan untuk membuat sebuah komitmen terhadap sesuatu.
Kedua,
berangkat dari adanya peraturan-peraturan yang harus ditaati yaitu ketika Tuhan
memberikan hukum-hukumnya kepada Bangsa Israel (Kel.
20:1-17). Melalui kisah ini, kita dapat melihat bahwa setelah seseorang
membuat komitmen maka harus jelas, tindakan-tindakan apa yang mesti dilakukan
dalam menjalankan komitmen tersebut. Dan hal ini haruslah, tertuang dalam bukti
tertulis. Mengapa? Hal ini dimaksudkan supaya kita dapat mengevaluasi komitmen.
Ada
beberapa hal yang dapat dibahas dalam kaitannya dengan pertanyaan Bagaimana
berkat apa yang kita lakukan jika kita berkomitmen yaitu:
Lakukanlah sebuah komitmen dengan siapapun
seperti untuk Tuhan “Apa pun juga yang kamu
perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk
manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang
ditentukan bagimu sebagai upah” (Kolose 3:23-24).
Lakukanlah dengan setia
karena ada upah di dalamNya. “Karena
itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan
giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan
dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” (1
Korintus 15:58).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar