WELCOME

HALLLOWW GUYS, SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA, SEMOGA BERMANFAAT. TUHAN YESUS (Isa Almasih) MEMBERKATI.WA WA WA KINAO NAK.

Jumat, 25 September 2015

KOMITMEN DALAM PELAYANAN

Kata komitmen atau yang biasa kita sebut sebagai janji atau bahasa yang sering digunakan oleh kalangan rohani adalah “Nazar” merupakan kata yang mudah diucapkan tetapi sulit dilakukan. Kalaupun ada yang berkata mudah, biasanya itu nampak di awal-awal ketika komitmen itu dilakukan. Sampai pada pertengahan, mulai sedikit luntur dan sangat jarang seseorang memiliki komitmen sampai pada akhirnya. Mengapa? Karena ketika kita memutuskan untuk berkomitmen maka segenap hati, tenaga, pikiran, uang, waktu dan seluruh hidup kita akan menjadi taruhannya. Dan ini tidak mudah, tetapi bukan tidak bisa.
Pertanyannya adalah bagaimana kita dapat bertahan untuk tetap dalam komitmen kita dalam segala hal. Dimulai komitmen terhadap Tuhan, diri sendiri, teman maupun organisasi atau kegiatan yang kita kerjakan. Menurut saya, untuk dapat memahami ini, kita perlu tahu tentang apa yang dimaksud dengan komitmen dan bagaimana kita melakukan komitmen serta bagaimana agar tetap bertahan dalam komitmen.
Komitmen menjadi suatu faktor penting yang harus dimiliki dalam menjalani hidup ini terlebih dalam tugas tanggung jawab khusus yang diberikan kepada kita. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa komitmen adalah suatu kesediaan untuk bertahan pada rencana dan kesepakatan semula walaupun keadaan semakin tak menentu. Komitmen adalah keberanian untuk tidak mengambil pilihan termudah dalam mencapai tujuan bersama bila suatu kesepakatan telah diambil. Berapa hal yang bisa juga dijadikan dasar untuk lebih memahami komitmen yaitu: Komitmen adalah langkah atau tindakan yang Anda ambil untuk menopang suatu pilihan tindakan tertentu, sehingga pilihan tindakan itu dapat kita jalankan dengan mantap dan sepenuh hati.
Contoh Kisah Musa
Mari kita belajar bersama dari kisah Musa dan bangsa Israel ketika Tuhan memberikan FirmanNya. (Keluaran. 19:3-6 ) yaitu:
Lalu naiklah Musa menghadap Allah, dan TUHAN berseru dari gunung itu kepadanya: "Beginilah kaukatakan kepada keturunan Yakub dan kauberitakan kepada orang Israel:  (Keluaran 19:4)  Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku.  (Keluaran 19:5)  Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Exo 19:6  Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."
Tuhan memberikan sebuah janji atau “komitmen” dengan bangsa Israel yaitu, jika mereka sungguh-sungguh mendengar Firman maka akan mendapatkan berkat-berkatNya.
Komitmen ini tidak saja berasal dari Tuhan saja, tetapi juga disambut oleh Bangsa Israel yang nampak dalam (Kel. 19:8) yaitu:
Seluruh bangsa itu menjawab bersama-sama: "Segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan." Lalu Musa-pun menyampaikan jawab bangsa itu kepada TUHAN.
Dari peristiwa ini, ada beberapa hal yang dapat kita petik sebagai prinsip dari membangun sebuah komitmen yaitu:
Pertama, sebuah komitmen haruslah disepakati oleh kedua belah pihak. Artinya, keduanya sepakat tanpa paksaan untuk membuat sebuah komitmen terhadap sesuatu.
Kedua, berangkat dari adanya peraturan-peraturan yang harus ditaati yaitu ketika Tuhan memberikan hukum-hukumnya kepada Bangsa Israel (Kel. 20:1-17). Melalui kisah ini, kita dapat melihat bahwa setelah seseorang membuat komitmen maka harus jelas, tindakan-tindakan apa yang mesti dilakukan dalam menjalankan komitmen tersebut. Dan hal ini haruslah, tertuang dalam bukti tertulis. Mengapa? Hal ini dimaksudkan supaya kita dapat mengevaluasi komitmen.
Ada beberapa hal yang dapat dibahas dalam kaitannya dengan pertanyaan Bagaimana berkat apa yang kita lakukan jika kita berkomitmen yaitu:
Lakukanlah sebuah komitmen dengan siapapun seperti untuk Tuhan “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah” (Kolose 3:23-24).

Lakukanlah dengan setia karena ada upah di dalamNya. “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” (1 Korintus 15:58).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar