WELCOME

HALLLOWW GUYS, SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA, SEMOGA BERMANFAAT. TUHAN YESUS (Isa Almasih) MEMBERKATI.WA WA WA KINAO NAK.

Kamis, 17 Desember 2015

Hidup bergaul dengan Allah (Kejadian 6:9)



Kalimat ”bergaul akrab dengan Allah hanya dipakai untuk Henokh dan Nuh      sebuah persekutuan yang sangat dekat dengan Allah. Hal ini berarti bahwa Henokh dan Nuh berbincang bincang dengan Allah. Nuh menjadi teladan dalam hidup bergaul dengan Allah, sehingga ia disebut sebagai orang benar di antara orang-orang sezamannya (kejadian 6:9)
Orang kristen zaman sekarang ini juga hidup bergaul dengan Allah. tetapi ada dua kekurangan yaitu kita berbicara dan mendengarkan suara Tuhan hanya pada waktu saat teduh saja. Kedua kita hanya mau bicara sebaliknya kita tidak mau dengarkan,. Padahal  kita seharusnya lebih banyak mendengar daripada bicara (Tuhan memberi kita dua telinga dan hanya satu mulut). Ada dua hal yang saya rindu bagikan pada saudara sekalian diantaranya adalah sebagai berikut:
Pertama ; Hidup Bergaul Dengan Allah berarti berbicang bincang dengan Allah dan mendengarkan Allah berbicara kepada kita. Berbicara kepada Allah memang lebih mudah dari pada duduk mendengarkan Allah berbicara. Biasanya pas ibadah, pulang ibadah sudah sibuk dengan urusan lain.  Hakekat hidup bergaul = akrab/nerbincang2. Diprakttekkan oleh Henokh selama 365th dan nuh selama pembangunan bahtra (100th). Harus intesif mendengar printah Tuhan (kej 6:1-22).
Hidup bergaul dengan Allah menjadi tidak sulit, kalau kita bersedia memakai setiap kesempatan untuk ngobrol dan mendengarkan Tuhan berbicara, wktu senang/duka, sepi atapun rame. Bergaul dengan Tuhan seharusnya membawa hadirat Allah ke dalam kehidupan kita sehari-hari, baik itu di rumah, dimana saja. Orang yg mengaku percaya tp tidak menurut perintah-perintahNya adalah pembohong (1 Yohanes 2:3-4).
Kedua; Hidup bergaul dengan Allah berarti  sejalan dengan Allah. Hidup bergaul dengan Allah juga bisa diterjemahkan berjalan bersama Allah. Pada waktu berjalan bersama seseorang, maka hal yang paling penting adalah arahnya sama. Kalau arahnya tidak sama, maka kita tidak bisa berjalan bersama, kita sedang jalan sendirian. Esensi daripada dosa adalah mengambil jalan sendiri, tidak sejalan dengan Allah (Yesaya  53:6). Bersahabat dengan dunia membuka permusuhan dengan Allah (Yakobus 4:4). Oleh karena itu, penting bagi kita  memperhatikan pergaulan kita. Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan baik (1 Kor 15:33).
Upah hidup bergaul dengan Allah
Menikmati segala kebaikan dan kemurahan Allah.
·         Henok : Tetapi Henokh tidak mengalami kematian itu. Ia diangkat oleh Allah karena dia bergaul dengan Allah.  Henokh menikmati kebaikan Allah sampai pada akhir hidupnya (Ibr 11:5).
·          Nuh : Diselamatkan beserta keluarga dan menantu 
Hidup bergaul dengan Allah juga membuat Allah tidak merahasiakan rencanaNya.
·         Tuhan menyampaikan segala rancanganNya, dan Nuh melakukan, selama 100 th mereka membangun bahtera
Kesimpulan
              Berjalan bersama Allah berarti membutuhkan penyangkalan diri, dan iman. Bahwa jalan menurut dunia (bohong, marah, curang) ini lebih mudah dan ringan. sedangkan jalannya Tuhan kelihatannya sulit (kasih, panjang sabar dll sesuai dgn 9 Buah Roh dalam Galatia 5: 22-23).

TUGAS & TANGGUNG JAWAB KITA DALAM BEKERJA



(Kejadian 1:27-31)
Kisah kejadian tentang Penciptaan memberikan kita pelajaran penting, bagaimana kita memiliki tanggung jawab. Tanggung jawab terhadap semua ciptaan Allah. Pada ayat ke 27 sampai dengan 30 dalam kejadian pasal 1ini kita memiliki tanggung jawab dan tugas, tugas pertama diantaranya adalah manusia diperintahkan untuk berkembang biak dan penuhi  bumi melalui keturunan, melalu peoses regenerasi seksual yang bertanggungjawab. Tugas kedua yang Tuhan percayakan kepada manusia adalah menahlukkan bumi dan segala ciptaan Tuhan yang lain. Kata “menahlukanbumi dan ikan-ikan di laut serta burung-burung di udara” ini artinya lebih ke mengelolah bukan mengeksploitasi.
            Ada beberapa hal yang ingin saya bagikan melalui ayat-ayat ini bagi kita semua yaitu; pertama. Tuhan Allah yang kita sembah dan kita kenal adalah Tuhan yang suka bekerja,. Allah bekerja mulai hari pertama sampai dengan hari ke enam, Ia menciptakan langit-bumi, serta segala isinya serta Ia menciptakan kita manusia. Tuhan telah menciptakan segala yang ada itu dari ketiadaan, dari yang belum ada menjadi ada dan Allah dalam mengerjakan semua secara bertahap. Ia bekerja dari mulanya sampai akhir, Allah menciptakan semuanya itu sempurna, tuntas Finish pada hari keenam, setelah semuanya itu Allah berhenti dari karyanya pada hari ketujuh. Tidak sampai disitu saja akan tetapi sampai hari ini Allah masih terus bekerja dengan memelihara semua ciptaanNya, menerbitkan mata hari tiap hari dan memberikan hujan guna menyirami tumbuh-tumbuhan dibumi, memelihara jutaan spesies ikan di laut dan jutaan spesies burung-burung di udarah, memelihara binatang melata dan binatang ternak. Dari karya Allah ini kita lebih mengetahui bahwa Tuhan itu adalah Allah yang suka bekerja dan memelihara ciptaannya dengan cara yang luar biasa.
            Kedua; Kita sebagai Umat dan Anak-anak Tuhan yang suka bekerja, maka kita harus bekerja, kita telah diberi tugas yang begitu besar yaitu tugas mengelola alam semesta ini. Tuhan mau kita mengelola bukan mengeksploitasi. Usaha pengelolaan lebih pada upaya pemanfaatan sumber daya yang ada untuk kemakmuran kita manusia, dengan upaya pengelolaan maka kita mengelola sumber daya yang sudah ada di alam ini dengan meningkatkan secara kualitas dan kuantitas. Untuk itu maka kita perlu memiliki keterampilan, keterampilan diperoleh dari berbagai macam pengalaman, baik secara formal di bangku study maupun melalui non formal lainya.
Status kita sebagai mahasiswa sekarang ini adalah kesempatan yang baik guna memperoleh skill atau keterampilan sehingga setelah tamat kita menggunakan ilmu itu untuk mengelola alam semesta ini. Pada ayat 27 dijelaskan berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara berati kita dapat mengelola ikan-ikan dan burung-burung untuk  kesejahteraan manusia. Dengan perkembangan tehnologi manusia masa kini memungkinkan manusia membuat spesies tanaman dan hewan yang umurnya lebih pendek sehingga, rasanya lebih enak, kualitasnya lebih baik. Itu menghasilkan itu semua harus melalui kerja keras. Kita harus bekerja bila kita ingin hidup berkecukupan. Tuhan akan memberkati melalui usaha-usaha kita. Bagian Tuhan telah menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada dan bagian kita adalah memuliakan tumbuhan dan hewan yang ada agar bermanfaat bagi kita.
Perkembangan Ilmu teologi di masa Gereja sekarang mengajarkan bagaimana Tuhan memberikan berkat, bagaimana menjadi umat yang diberkati,. Tuhan memberikan berkat melalui usaha-usaha kita. Diawal sudah kami kemukaan bahwa bagian Tuhan yaitu membuat segala sesuatu dari tidak ada menjadi ada sementara bagian kita adalah mengelolah dari yang telah ada menjadi sesuatu yang memiliki nilai tambah lebih. Tuhan telah memberikan berkat berupa otoritas untuk memenuhi bumi dan menahlukannya.
Sebagai contoh Kasus: Allah telah memilih Abraham dan memberikan Janji bahwa keturunan Abraham akan menjadi bangsa yang besar dan akan diberkati, Janji itu telah diberikan ketika Abraham masih di kampung halamanya, untuk mendapatkan berkat tersebut Abraham harus meninggalkan keluarga besarnya dan pergi merantau di negeri yang tidak ia kenal. Cukup lama kemudian Janji Itu digenapi melalui keturunannya Isak, Isak memperanakan Esau dan Yakub. Melalui Yakub lahir 12 suku Israel, tidak hanya sampai di situ, keturunannya harus merantau di mesir selama 400 tahun kemudian Umat itu keluar dari Mesir. Dalam Proses mereka keluar dari mesir juga bukan muda, mereka habiskan 40 tahun hanya di perjalanan, sampai akhirnya Tuhan menepati Janjinya pada Abraham. Negeri yang dijanjikan yaitu tanah Kanaan yang subur, kaya akan madu dan susu. Madu dan susu tidak serta merta ada begitu saja tapi manusia harus ternak Lembu dan Kambing untuk menghasilkan Susu, Manusia juga harus beternak Lebah untuk memperoleh Madu yang manis. Manusia harus bekerja, manusia harus berusaha. Tuhan juga Berfirman kepada umat Israel bahwa selama enam (6) hari lamanya kamu harus bekerja dan menyelesikan segala tugas dan pekerjaanmu. Melalui pekerjaan Allah akan memberikan Berkat pada kita. Haleluya. Amin

Selasa, 24 November 2015

SANGAT MAHAL (Wahyu 6:3, 4; Yesaya 48:18)

“Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar” (Wahyu 6:4).
Setiap kali membuka dan menutup suratnya, Rasul Paulus selalu mengatakan “Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.” Tuhan Yesus pun saat bertemu dengan murid-Nya selalu berkata: “Damai sejahtera bagimu,” atau istilah kerennya Shalom dan di dalam (Yohanes 14:27) Ia juga berkata:
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”
Hal ini diucapkan-Nya, karena Ia tahu bahwa sesuatu hal orang dapat kehilangan damai sejahtera. Bisa karena persoalan, tantangan, sakit, atau karena sedang dalam perseteruan. Dengan demikian menunjukkan pentingnya damai sejahtera bagi setiap jemaat Tuhan. Damai sejahtera itu harganya sangat mahal, yaitu semahal darah Yesus Kristus. Jadi setiap orang percaya harus menjaga dan memelihara damai sejahtera yang diberikan Tuhan Yesus Kristus. Jangan sampai kita kehilangan damai sejahtera, sebab kita adalah anak-anak Allah.
Apa yang tertulis di dalam kitab Wahyu ini sebagai peringatan yang perlu kita cermati, sebab disebutkan “Kuda merah padam penunggangnnya membawa sebilah pedang yang besar, diberi kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi.
”Akibatnya, penduduk bumi saling membunuh. Inilah peperangan. Inilah pembantaian ganas yang tidak mengenal prikemanusiaan. Inilah anarki sipil. Inilah macam peperangan yang terjadi apabila ketertiban sosial; ambruk, apabila gerombolan orang turun ke jalan dan mulai membunuh seenaknya. Ini adalah gambaran samar dari kehancuran besar-besaran yang akan terjadi nanti. Kemudian “pedang besar” berbicara tentang semacam senjata perusak yang hebat, sebuah senjata pemusnah masal (bnd (Yehezkiel 38, 39).
Damai sejahtera itu harganya mahal dan kita harus menjaganya. Jangan sampai damai sejahtera itu hilang atau undur dari hidup kita, sebab jika itu terjadi, janganlah heran jika hidup kita akan dipenuhi kebencian, iri hati, percideraan dan tidak bisa mengampuni. Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun. Alkitab berkata;
“Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus” (Rm. 14:17,19).


Renungan:
“Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam
iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan” (Roma. 15:13).

PENGHARAPAN KITA HANYA PADA YESUS SAJA

Saat kita mengharapkan sesuatu agar terjadi dalam kehidupan, apakah ingin dapat jodoh dan menikah, apakah ingin punya anak dan keturunan, apakah ingin sukses dan punya karir yang baik dalam pekerjaan, apakah ingin keluarga harmonis, dan lain sebagainya, ada kalanya kita merasakan kebimbangan dan berat dalam menantikannya. Ketika kita sudah berkata bahwa pengharapan hanya pada Yesus saja, ada saja sesuatu hal yang berusaha untuk mengalihkan perhatian kita daripadaNya. Seseorang mungkin memberikan cara-cara yang masuk diakal untuk meraih semua impian itu sehingga akhirnya bukan lagi pengharapan kepada Tuhan Yesus tetapi mengandalkan diri sendiri dan mengandalkan manusia yang hasilnya selalu mengecewakan.
Daud juga pernah mengalami hal yang sama ketika dia telah diijinkan oleh Saul untuk ikut berperang melawan orang Filistin dan ketika dengan lantang dia mengatakan bahwa Tuhanlah yang akan menolong dia, Saul yang solider kepada Daud berusaha memberikan dia bekal dengan berbagai macam persenjataan seperti baju perang kepada Daud, ditaruhnya ketopong tembaga di kepalanya dan dikenakannya baju zirah kepadanya. (I Samuel 17:38). Namun ketika Daud mencoba mengandalkan perlengkapan perang yang diberikan Saul, dia merasa berat untuk berjalan sehingga tidak dapat dengan leluasa untuk berperang dan akhirnya menanggalkannya.

Saudara, memang ketika kita berusaha untuk mengandalkan Tuhan untuk mencapai sesuatu, sering terjadi apa yang diharapkan tidak segera terealisasi. Hal ini mengakibatkan orang di sekeliling kita berusaha untuk memberikan jalan keluar dengan berbagai cara yang kelihatan masuk di akal. Ketika jodoh belum juga datang menghampiri dan usia sudah semakin bertambah, teman atau saudara memberikan masukan dengan cara yang tidak berkenan kepadaNya dengan menawarkan susuk pemanis atau mencari jodoh lewat biro jodoh dan lain sebagainya. Ketika karir belum juga meningkat dan jabatan belum diraih, ada yang menawarkan agar kita beralih kepercayaan dari iman kepada Yesus karena akan relatif mudah untuk mendapat jabatan dan lain sebagainya. Ketika belum mempunyai keturunan, ada yang menawarkan jasa orang pintar untuk merealisasikan dengan cara pijat dan lain sebagainya. Ada begitu banyak tawaran-tawaran untuk merealisasikan harapan kita yang kelihatan masuk akal. Namun ketahuilah, bahwa semua tawaran-tawaran tersebut bukan membawa kita kepada kemajuan iman kepada Kristus, tetapi akan membawa kita kepada hal yang mengandalkan diri sendiri, membawa kita kepada kehancuran, membawa kita kepada beban hidup yang semakin berat. Di dalam hidup kita tidak lagi berharap kepada Yesus Kristus yang dapat melakukan segala apapun termasuk memberikan jodoh, memberikan karir, memberikan anak, memberikan berkat dan lain sebagainya. Melalui renungan kali ini kita diajak untuk menaruh pengharapan kita pada Yesus dan menanggalkan semua usaha-usaha yang tidak berkenan kepada Tuhan. Seperti Daud yang telah menanggalkan semua peralatan senjata yang diberikan oleh Saul sehingga dia dapat dengan leluasa berperang dengan mengandalkan Tuhan, demikian juga kita sebagai anak Tuhan harus menanggalkan semua usaha yang tidak mengandalkan Tuhan. Mari kita tanggalkan semua hal yang menghambat Tuhan bekerja di dalam hidup kita dan taruh harapan kita hanya kepada Yesus saja. Pengharapan kita hanya pada yesus saja. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

Hidup bergaul dengan Allah (kejadian 6:9)

Kalimat ”bergaul akrab dengan Allah” hanya dipakai untuk Henokh dan Nuh      sebuah persekutuan yang sangat dekat dengan Allah. Hal ini berarti bahwa Henokh dan Nuh berbincang bincang dengan Allah. Nuh menjadi teladan dalam hidup bergaul dengan Allah, sehingga ia disebut sebagai orang benar di antara orang-orang sezamannya (kejadian 6:9)
Orang kristen zaman sekarang ini juga hidup bergaul dengan Allah. tetapi ada dua kekurangan yaitu kita berbicara dan mendengarkan suara Tuhan hanya pada waktu saat teduh saja. Kedua kita hanya mau bicara sebaliknya kita tidak mau dengarkan,. Padahal  kita seharusnya lebih banyak mendengar daripada bicara (Tuhan memberi kita dua telinga dan hanya satu mulut). Ada dua hal yang saya rindu bagikan pada saudara sekalian diantaranya adalah sebagai berikut:
Pertama ; Hidup Bergaul Dengan Allah berarti berbicang bincang dengan Allah dan mendengarkan Allah berbicara kepada kita. Berbicara kepada Allah memang lebih mudah dari pada duduk mendengarkan Allah berbicara. Biasanya pas ibadah, pulang ibadah sudah sibuk dengan urusan lain.  Hakekat hidup bergaul = akrab/nerbincang2. Diprakttekkan oleh Henokh selama 365th dan nuh selama pembangunan bahtra (100th). Harus intesif mendengar printah Tuhan (kej 6:1-22).
Hidup bergaul dengan Allah menjadi tidak sulit, kalau kita bersedia memakai setiap kesempatan untuk ngobrol dan mendengarkan Tuhan berbicara, wktu senang/duka, sepi atapun rame. Bergaul dengan Tuhan seharusnya membawa hadirat Allah ke dalam kehidupan kita sehari-hari, baik itu di rumah, dimana saja. Orang yg mengaku percaya tp tidak menurut perintah-perintahNya adalah pembohong (1 Yohanes 2:3-4).
Kedua; Hidup bergaul dengan Allah berarti  sejalan dengan Allah. Hidup bergaul dengan Allah juga bisa diterjemahkan berjalan bersama Allah. Pada waktu berjalan bersama seseorang, maka hal yang paling penting adalah arahnya sama. Kalau arahnya tidak sama, maka kita tidak bisa berjalan bersama, kita sedang jalan sendirian. Esensi daripada dosa adalah mengambil jalan sendiri, tidak sejalan dengan Allah (Yesaya  53:6). Bersahabat dengan dunia membuka permusuhan dengan Allah (Yakobus 4:4). Oleh karena itu, penting bagi kita  memperhatikan pergaulan kita. Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan baik (1 Kor 15:33).
Upah hidup bergaul dengan Allah
Menikmati segala kebaikan dan kemurahan Allah.
·         Henoh : Tetapi Henokh tidak mengalami kematian itu. Ia diangkat oleh Allah karena dia bergaul dengan Allah.  Henokh menikmati kebaikan Allah sampai pada akhir hidupnya (Ibr 11:5).
·          Nuh : Diselamatkan beserta keluarga dan menantu 
Hidup bergaul dengan Allah juga membuat Allah tidak merahasiakan rencanaNya.
·         Tuhan menyampaikan segala rancanganNya, dan Nuh melakukan, selama 100 th mereka membangun bahtera
Kesimpulan

              Berjalan bersama Allah berarti membutuhkan penyangkalan diri, dan iman. Bahwa jalan menurut dunia (bohong, marah, curang) ini lebih mudah dan ringan. sedangkan jalannya Tuhan kelihatannya sulit (kasih, panjang sabar dll sesuai dgn 9 Buah Roh dalam Galatia 5: 22-23).

Rabu, 21 Oktober 2015

JANGAN MELUPAKAN TUHAN DALAM PERENCANAAN(YAKOBUS 4: 13-17)

Yakobus 4: 13 s/d 17
Sebagai manusia yang hidup di zaman modern ini, kita dituntut untuk menyusun rencana dengan baik. Rencana disusun berdasarkan jangka panjang dan jangka pendek, setiap orang memiliki suatu rencana yang disusun untuk dicapai dalam kurun waktu tertentu. Rencana juga sering orang artikan sebagai sebuah target jangka panjang atau jangka pendek yang dibuat. Setelah menyusun rencana sedemikian rupa selanjutnya orang berusaha untuk mencapai tujuan tersebut dengan berbagai cara.
Kita sebagai orang yang mengikut Tuhan Yesus juga sering menyusun rencana dalam hidup kita, lalu bekerja keras untuk mencapai rencana itu. Berbagai cara dan strategi untuk mencapai tujuan atau rencana tersebut umumnya bermacam-macam. Misalnya seorang mahasiswa yang baru masuk di sebuah kampus menyusun rencana untuk menyelesaikan studynya dalam 4 tahun, untuk bisa lulus dalam 4 tahun maka ia harus bekerja keras mulai dari awal ia masuk kuliah, sebab untuk menyelesaikan study dalam 4 tahun maka Ia harus menempuh diata 20 SKS setiap semesternya, agar bisa menempuh 24 SK maka seorang mahasiswa harus memiliki IP semester minimal 3,00, dengan menempuh 24 SKS setiap semester maka seorang mahasiswa dapat menyelesaikan studynya dalam 4 tahun bahkan bisa kurang dari 4 tahun. Nah itu adalah rencana study seorang mahasiswa yang ingin menyelesaikan studynya dalam 4 tahun.bagaimana dengan saudara, apa yang anda rencanakan saat ini?
            Tuhan menciptakan manusia itu lebih dari segala ciptaan yang lain, Tuhan memberikan akal pada manusia sehingga manusia memiliki kemampuan yang luar biasa, namun sehebat apapun manusia tetap memiliki kelemahan,. Salah satu kelemahan manusia adalah kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Itulah manusia, kita tidak mengetahui hari esok, apa yang akan terjadi besok tidak seorangpun yang tahu,. Manusia hanya bisa memprediksi, meramal apa yang akan terjadi di masa yang akan datang melalui berbagai metode yang berkembang misalnya ilmu Peramalan berdasarkan data-data empirik yang ada. Masa depan itu suatu misteri, yang tahu hanya Tuhan saja. Hal inilah yang melatar belakangi Yakobus menulis surat yang ditunjukan kepada orang-orang Ibrani atai dua belas (12) suku Israel yang hidup di perantauan ketika itu.
            Umat Israel ketika itu Banyak yang merantau ke berbagai daerah sebab di tanah air mereka sedang dijajah oleh Imperium Romawi yang menjalankan kuasanya dengan keras kepada rakyat. Kebanyakan mereka adalah pengusaha di bidang Perdagangan,. Mereka merantau dan berjualan di tempat perantauan mereka. Hal inilah yang menyebabkan Yakobus mengatakan “hari ini atau besok kami akan ke kota anu, di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”(ayat 13).
            Kembali ke misteri hari esok, telah saya utarakan di awal bahwa tidak ada manusia-pun yang mengetahui hari esok termasuk mbah dukun yang umumnya orang percayai memiliki kemampuan untuk mengetahui masa depan orang lain,. Jangankan masa depan orang lain, masa depan si mbah dukun sendiri tidak tahu. Untuk itu Yakobus menghimbau melalui suratnya agar kita mengandalkan Tuhan dan berkata dalam setiap rencana kita “Jika Tuhan mengkehendaki, kami akan lakukan ini dan itu” (Ayat 15).
            Mengapa Yakobus menulis surat ini? Ada beberapa point yang hendak saya sharekan pada saudara/i sekalian diantaranya adalah sebagai berikut:
Karena kita tidak tahu masa depan (ayat 14)
            Kita tidak tahu masa depan atau hari esok, hidup kita juga sangat singkat, Yakobus mengumpamakan hidup kita seperti uap air yang hanya sebentar lalu lenyap oleh karena itu, mari jadikan hari ini sebagai kesempatan, dengan menjadikan hari-hari kita sebagai kesempatan maka kita akan memanfaatkan hari-hari yang kita lalui dengan baik dan maksimal. Kita harus menyusun rencana dalam jangka tertentu dan berusaha mencapainya tetapi dalam mencapai tersebut mari serahkan kepada Rencana Tuhan.
Kita sebagai manusi boleh saja merencanakan tetapi relakanlah hatimu dan serahkan selebihnya pada kehendak Tuhan. Ketika kita mengandalkan diri untuk mencapai suatu rencana tersebut yang ada hanyalah kesombongan, melakukan berbagai cara untuk capai tujuan. Dunia sekarang ini orang lebih berorientasi pada hasil sehingga tidak mau jalani proses, padahal Tuhan ingin kita melalui proses. Setiap proses dalam capaian suatu rencana kita maka ada banyak pelajaran penting yang kita belajar dan lebih dari kemampuan kita itu adalah Tuhan mau kita mengandalkan Tuhan dalam rencana kita. Kita tidak tahu masa depan kita seperti apa? Namun jangan kuatirkan hal itu sebab kekuatiran kita itu tidak akan mengubah apapun dalam setiap langkah hidup kita. Tuhan bilang kita ini ibarat uap air yang ada hanya sebentar oleh karena itu mari manfaatkan kesempatan hari ini, lakukan yang terbaik untuk capai setiap rencanamu tetapi jangan jadi orang yang ambisius namun jadilah pribadi yang berserah kepada Tuhan.
Jangan Sombong (ayat 16)
            Sudah menjadi sifat umum manusia, ketika sukses dalam mencapai sesuatu dengan kemampuan diri akan menjadi orang yang sombong. Sifat sombong ini suatu dosa yang tidak disukai oleh Tuhan. Setiap orang yang tinggi hati dan sombong menjadikan dirinya musuh Allah. Orang sombong selalu berfikir bahwa dirinyalah yang hebat, dirinyalah yang paling bisa dan mampu daripada orang lain. Ia merendahkan orang lain bahkan merasa kecapaiannya adalah karena kemampuan dan kehebatanya, ia merasa mampu sehingga tidak lagi membutuhkan orang lain dan tidak membutuhkan Tuhan lagi dalam hidupnya sehingga ia memegahkan diri. Tuhan bilang jika manusia sombong maka itu merupakan suatu kesalahan terbesar (Ayat 16).
Menyusun rencana lalu serahkan rencanamu pada Tuhan, biarkanlah Tuhan mengoreksinya (ayat 15).
            Sehebat, dan sepintar, serta sebaik apapun rencana yang saudara bikin hari ini mari serahkan rencana Indahmu pada Tuhan, biarkan Tuhan menghapus bagian rencana yang tidak sesuai dengan rencana Tuhan. Manusia boleh merencanakan tetapi rencana Tuhanlah yang terlaksa, sebab rencana apa yang baik bagi kita belum tentu baik menurut rencana Tuhan bagi kita akan tetapi Rencana Tuhan bagi hidup kita itu pasti yang terbaik bagi kehiduapan dan masa depan kita.
Jauh sebelum kita Lahir dari kandungan mama kita Ia (Tuhan) telah memiliki rencana bagi kita, kita dipanggil sesuai dengan rencana Tuhan. Rencana Tuhan itu lebih besar dan lebih mulia dari rencana kita. Tuhan tahu masa depan kita, Ia mau kita hidup di dalam rencana Tuhan. Ketika kita tidak melibatkan Tuhan dalam rencana kita maka keluar dari rencana Allah bagi hidup kita dan kita hadapi kegagalan demi kegagalan pada setiap rencana kita.
Saudaraku yang saya kasihi dalam Tuhan Yesus, mari jadikan rencana kita itu seperti seorang mahasiswa menyusun Proposal penelitian, seorang mahasiswa menyusun pendahuluan, tinjauan pustaka, menyusun hipotesa yang baik dan menyusun metode setelah menyusun semuanya ia menyerahkan kepada dosen yang menjadi pembimbing penelitianya,. Dosenya akan mengoreksi dari awal sampai akhir, bahkan kadang-kadang eorang dosen tidak hanya mengoreksi tetapi merubah seluruhnya dan bahkan menolak proposal kita, jika ingin lulus maka kita harus ikuti saran dosen, jika kita idealis dan tidak mau turut maka akan menjadi masalah dalam melaksanakan penelitian tersebut. Demikian juga saudara/i-ku mari menyusun rencana kita sesuai dengan kapasitas dan kemampuan kita lalu serahkan kepada Tuhan, relakan dan biarkan Tuhan menghapus bagian rencana-rencana kita yang tidak kompaktibel dengan rencana Tuhan bagi kita. Relakan hatimu dikoreksi dan bahkan dihapus setiap rencanamu oleh Tuhan. Ingat di atas telah ku katakan bahwa Rencana Tuhan itulah yang terbaik bagi kita. Amin

By: Erinus Mosip

Selasa, 20 Oktober 2015

ALLAH ADALAH KASIH (1 Yohanes 4: 7s/d 21)

Zaman kita sekarang ini di abad ke 21 semua manusia cenderung jahat, orang semakin lama semakin jahat, hal ini mungkin terjadi karena situasi dunia semakin jahat dan sukar.  Seorang tukang parkir misalnya; ketika kita parkir entah dia ada di pojok mana akan tetapi ia muncul tatkala kita mau pergi, ketika kita memberinya uang parkir Rp 1000 dia marah sambil menolak pemberian kita dan ia meminta sambil marah-marah Rp 2000. Situasi yang demikian membuat kita orang kristen-pun kehilangan kendali, kehilangan kasih dan menjadi marah, sebal, jengkel, rasanya ingin marah. Hal inilah yang terjadi hari-hari ini.
Peristiwa sedemikian juga kita hadapi hampir setiap hari dan setiap aspek kehidupan kita, media masa misalnya; selalu menampilkan kejahatan demi kejahatan di berbagai daerah,. Manusia dengan tega membunuh bahkan memotong bagian korban dan dibuang bagaikan bangkai saja,. Seorang  ibu angkat membunuh anak angkatnya, seorang tetangga memperkosa dan membunuh dengan keji, membakar rumah ibadah sambil menyebut nama Tuhan, Intolenransi di negeri ini semakin nyata, dalam undang-undang mengatakan negara ini dasar negara adalah Pancasila akan tetapi dalam pelaksanaannya seolah negeri ini dasarnya hanya salah satu hukum agama di indonesia.
            Sedikit gambaran mengenai suasana dunia hari-hari ini diatas maka kita anak-anak muda kristen dituntut untuk mengimplementasikan kasih di dalam kehidupan kita sehari-hari. Kasih tidak hanya perasaan, kasih tidak hanya teori dalam iman kita akan tetapi kasih harus di nyatakan dalam  tindakan. Saudara yang kekasih mari kita membaca (1 Yohanes 4:7 s/d 21).  Dalam pembacaan ayat-ayat di atas Yohanes menulis dan dalam tulisanya Ia menekankan untuk kita saling mengasishi sebab Tuhan Allah yang kita kenal dan kita sembah di dalam Tuhan Yesus adalah Kasih.  Beberapa poin yang ingin saya bagikan pada saudara sekalian adalah sebagai berikut:
Kasih itu berasal dari Allah (ayat 7)
Yohanes menulis dan mengajak kita semua untuk kita saling mengasihi, sebab Kasih itu berasal dari Allah, setiap orang yang saling mengasihi maka ia lahir dari Allah dan mengenal Allah. Orang dunia kecenderungannya adalah kejahatan, kebencian, dan segala macam perbuatan daging. Orang dunia melakukan kasih adalah suatu hal yang tabu dan kalaupun orang melakukan kasih pasti ada motifasi atau syaratnya di baliknya, dunia baik dengan berbagai macam syarat, syarat tersebut adalah;jika kamu baik maka saya baik, jika kamu mengasihi saya maka saya mengasihi saudara tetapi jika kamu jahat maka saya jahat, jika kamu tidak mengasihi saya maka sayapun tidak mau mengasihi saudara. Tetapi kasih Allah tanpa syarat,. Allah mengasihi kita padahal kita tidak layak dan tidak pantas dikasihi. Dalam injil (Yohanes 3: 16)“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.
            Kasih Allah begitu besar dan tanpa syarat bagi kita umat manusia, kita ini adalah manusia yang penuh dengan dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,  dalam (Roma 3: 10b)“ tidak ada seorangpun yang benar seorangpun tidak” dan pada (Roma 3: 23) “semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”. Tuhan Yesus dalam ajaranya Ia berfirman “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”. Jadi kasih Allah itu begitu besar maka kita yang percaya dan beriman pada Allah harus memiliki kasih yang tanpa syarat, mengasihi sesama kadarnya sama persis kita mengasihi diri kita sendiri.
Jika kita tidak mengasihi maka kita bukan berasal dari Allah (ayat 8)
            Pada ayat 8 Yohanes berkata; jika kita tidak mengasihi maka kita tidak mengasihi Allah dan kita tidak mengenal, sebab Allah sangat mengasihi dunia ini (Yoh 3:16) sehingga Ia memberikan anakNya yang tunggal bagi kita. Ia memberikan anak tunggalnya bagi kita ketika kita masih berdosa, seharusnya kita ini dimurkai karena dosa tetapi kasih karunianya menjamin kita selamat.  Jadi jika kita mengakui dan mengenal Allah maka kita wajib saling mengasihi sesama kita. Setiap orang yang tidak hidup dalam Kasih Ia tidak akan melihat Allah.
Kasih itu tidak pura-pura (Roma 12:9)
            Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di (Roma 12:9) mengatakan bahwa:“Hendaklah Kasih itu jangan pura-pura, jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik” seperti yang saya utarakan pada pendahuluan di atas bahwa, manusia sekarang ini semakin jahat, termasuk dalam melakukan Kasih, ada banyak orang munafik, katanya mengasihi akan tetapi sebenarnya tidak sehingga hanya manis di mulut,. Kasih hanya pura-pura untuk mendapatkan sesuatu, kasih hanya Intrik manusia untuk capai tujuan terselubung.
Kasih manusia adalah kasih karena ada unsur X, unsur X disini adalah motifasi yang mendasari seseorang melakukan Kasih. Dunia mengasihi pada mereka yang mau mengasihi, pada teman mereka, pada orang-orang seiman mereka, pada suku, bangsa, Ras, dan orang-orang yang baik kepada mereka akan tetapi kita sebagai anak-anak  Tuhan dituntut dan diperintahkan Untuk Mengasihi Tanpa syarat seperti Allah mengasihi kita dan dunia ini tanpa syarat (Yoh 3: 16) dan Ia mati ganti dosa kita di kayu salib ketika kita masih hidup dalam dosa. Itulah sebabnya Tuhan mau kita mengasihi sesama tanpa syarat dan tanpa memandang bulu.
Kasih adalah Perintah
            Perintah Tuhan Allah kepada umat Israel Purba dalam kitab (Keluaran 3:6)adalah untuk mengasihi,. Mengasihi Tuhan dan sesama. Ayat inilah yang dikutip oleh Tuhan Yesus ketika ditanya oleh seorang ahli taurat di dalam Injil (Markus 12: 29 s/d 30) Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu”.
Mengasihi bukan sebatas himbauan tetapi merupakan perintah, perintah berarti sebuah keharusan,. Tuhan mengharuskan kita saling mengasihi, sebab Kasih itu akan kekal adanya, mujizat akan berakhir, Pengharapan akan sirna tetapi Kasih akan abadi sampai di sorga. Tuhan memberi perintah untuk kita saling mengasihi. Tuhan Yesus sendiri memberikan perintah yang baru kepada murid-muridNya di dalam (Yohanes 15:12) “Inilah Perintahku yaitu; supaya kamu saling mengasihi seperti Aku telah mengasihi kamu”. Sebuah perintah harus kita lakukan oleh sebab itu mari relakan hatimu untuk kita mulai implementasikan kasih di setiap aspek kehidupan kita.

Kasih tidak hanya berlaku ketika kita di dalam Ruang ibadah, jam-jam ibadah saja, Kasih juga bukan hanya semboyan Umat Kristen tetapi Kasih adalah perintah. Dunia jahat ini membutuhkan orang-orang atau para praktisi Kasih, dunia dengan segala kejahatanya terus melangkah ke arah kehancuran mari bertindak Nyatakan kasih dalam tindakan Nyata. Amin